Setelah melihat perkembangan keyword tentang PTK yang tampil di pencarian google saya senang sekali karena blog saya ini sudah terdaftar dalam indeksnya walaupun bukan nomor 1 ...:)
0 Free download Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
By Mudji on Minggu, 27 Februari 2011
Setelah melihat perkembangan keyword tentang PTK yang tampil di pencarian google saya senang sekali karena blog saya ini sudah terdaftar dalam indeksnya walaupun bukan nomor 1 ...:)
0 Ebook PTK
By Mudji on Jumat, 25 Februari 2011
Buku Ini berjudul PTK di SD dengan materi seputar PTK dari pengertian sampai cara pembuatan/pencarian ide PTK disertai dengan contohnya.
Buku ini saya rekomendasikan buat anak asrama yang malas beli Buku PTK "n" Doyan gratisan kayak saya ckckckck.....
untuk linknya silakan klik di sini
0 Ebook Bahasa Indonesia PAKEM
By Mudji on
buku ini saya rekomendasikan bagi teman-teman yang akan melaksanakan PTK dengan mata pelajaranBahasa Indonesia sebagai topiknya karena buku ini berisi inspirasi skenario pembelajaran seputar Bahasa Indonesia
0 Ebook IPS PAKEM
By Mudji on
buku ini saya rekomendasikan bagi teman-teman yang akan melaksanakan PTK dengan mata pelajaran IPS sebagai topiknya karena buku ini berisi inspirasi skenario pembelajaran seputar IPS
0 Buku Materi Ipa SD Pakem
By Mudji on Kamis, 24 Februari 2011
Sebenarnya sih bukunya sudah lama,...:) tapi karena baru bisa di Upload makanya saya bilang buku baru. buku ini sangat saya rekomendasikan karena mengangkat materi dan aplikasinya dalam dunia nyata. tidak usah pikir panjang lagi kalau minat silakan di download saja...penggunaannya dikhususkan buat siswa Sd kelas 4-6
Buat download Silakan klik di Sini
NB.cara downloadnya silakan klik skip add setelah 5 detik di pojok kanan atas yang berwarna kuning, kemudian link downloadnya akan muncul.
1 Konyolnya Bahasa Malaysia
By Mudji on Rabu, 16 Februari 2011
VS
INDONESIA : Kementerian Hukum Dan HAM
MALAYSIA : Kementerian Tuduh Menuduh
INDONESIA : Kementerian Agama
MALAYSIA : Kementerian Tak Berdosa…
INDONESIA : Angkatan Darat
MALAYSIA : Laskar Hentak-Hentak Bumi
INDONESIA : Angkatan Udara
MALAYSIA : Laskar Angin-Angin
INDONESIA : ‘Pasukaaan bubar jalan !!!’
MALAYSIA : ‘Pasukaaan cerai berai !!!’
INDONESIA : Merayap
MALAYSIA : Bersetubuh dengan bumi
INDONESIA : rumah sakit bersalin
MALAYSIA : hospital korban lelaki
INDONESIA : telepon selular
MALAYSIA : talipon bimbit
INDONESIA : Pasukan terjung payung
MALAYSIA : Aska begayut
INDONESIA : belok kiri, belok kanan
MALAYSIA : pusing kiri, pusing kanan
INDONESIA : Departemen Pertanian
MALAYSIA : Departemen Cucuk Tanam
INDONESIA : 6.30 = jam setengah tujuh
MALAYSIA : 6.30 = jam enam setengah
INDONESIA : gratis bicara 30menit
MALAYSIA : percuma berbual 30minit
INDONESIA : tidak bisa
MALAYSIA : tak boleh
INDONESIA : WC
MALAYSIA : tandas
INDONESIA : Satpam/sekuriti
MALAYSIA : Penunggu Maling
INDONESIA : Aduk
MALAYSIA : Kacau
INDONESIA : Di aduk hingga merata
MALAYSIA : kacaukan tuk datar
INDONESIA : 7 putaran
MALAYSIA : 7 pusingan
INDONESIA : Imut-imut
MALAYSIA : Comel benar
INDONESIA : pejabat negara
MALAYSIA : kaki tangan negara
INDONESIA :bertengkar
MALAYSIA : bertumbuk
INDONESIA : pemerkosaan
MALAYSIA : perogolan
INDONESIA : Pencopet
MALAYSIA : Penyeluk Saku
INDONESIA : joystick
MALAYSIA : batang senang
INDONESIA : Tidur siang
MALAYSIA : Petang telentang
INDONESIA : Air Hangat
MALAYSIA : Air Suam
INDONESIA : Terasi
MALAYSIA : Belacan
INDONESIA : Pengacara
MALAYSIA : Penguam
INDONESIA : Sepatu
MALAYSIA : Kasut
INDONESIA : Ban
MALAYSIA : Tayar
INDONESIA : remote
MALAYSIA : kawalan jauh
INDONESIA : kulkas
MALAYSIA : peti sejuk
INDONESIA : chatting
MALAYSIA : bilik berbual
INDONESIA : rusak
MALAYSIA : tak sihat
INDONESIA : keliling kota
MALAYSIA : pusing pusing ke Bandar
INDONESIA : Tank
MALAYSIA : Kereta kebal
INDONESIA : Kedatangan
MALAYSIA : ketibaan
INDONESIA : bersenang-senang
MALAYSIA : berseronok
INDONESIA : bioskop
MALAYSIA : panggung wayang
INDONESIA : rumah sakit jiwa
MALAYSIA : gubuk Gila
INDONESIA : dokter ahli jiwa
MALAYSIA : Dokter Gila
INDONESIA : narkoba
MALAYSIA : dadah
SUMBER ARTIKEL http://www.faktadunia.co.cc/2011/01/kekonyolan-bahasa-indonesia-vs-malasya.html
0 Semua Tentang Pendidikan
By Mudji on Senin, 14 Februari 2011
0 Windows 7 RTM
By Mudji on Minggu, 13 Februari 2011
sudah dulu yah postingan kali ini happy blogging.....
NB: Terakhir dicek 26 Februari 2013 link sudah berubah menjadi lik unduh windows 8 RTM silakan buat akun ke microsoft untuk melanjutkan proses dowload. :)
0 Rubrik Media
By Mudji on Sabtu, 12 Februari 2011
Sama halnya dengan dengan asesmen, untuk mengetahui sejauh mana validitas dan reliabilitas suatu alat tes diperlukan suatu rubrik. Maka pada mediapun untuk menilai efektivitas dari suatu media juga diperlukan suatu rubrik. Berikut diberikan satu contoh rubrik untuk menilai bahan visual yang diproyeksikan.
Berhubung saya sudah capek ngetik Untuk file selengkapnya hingga rangkuman silakan klik aja di sini Ok..!
sampai jumpa di bahasan selanjutnya....happy Blogging
NB. Terakhir dicek tgl 26 Februari 2013 Link download sudah Expired dan tak bisa saya perbarui dikarenakan file asli hilang bersama Laptop kesayangan saya.
0 Contoh Desain Media
By Mudji on
Berikut akan disajikan tiga contoh media interaktif yang cocok digunakan untuk membelajarkan masalah lingkungan. Pertama media tentang proses terjadinya erosi dan polusi. Kedua contoh media tentang abrasi. Ketiga contoh media tentang penyerapan air dan dampaknya.
Model I
§ Identitas : Proses erosi, sedimentasi, polusi dan transportasi
§ Sket : gambar tentang model bentang alam lengkap dengan sungai dan laut
§ Alat : palu, gergaji, bor, amplas, penggaris, penggaris siku gunting, kuas dll
§ Bahan : paku, multiplek, waterproof, lem kayu, kran air, selang, pasir, tanah liat, air, tumbuhan dan rumah-rumahan plastik, lembar plastik warna putih, spidol permanen, bambu, cat, dinamo, dan bahan pendukung lainnya.
§ Prosedur
1. Multiplek dipotong dengan ukuran lebar 1 M dan panjang 2,5 M untuk dijadikan sebagai alas dari suatu kotak. Selanjutnya disiapkan sisi samping kotak dengan ketinggian masing-masing 40 CM.
2. Selanjutnya alas dan sisi kotak dibentuk menjadi menjadi sebuah kotak terbuka, dengan cara mengelem dan memakunya.
3. Pada salah satu bagian atas ujung kotak sekitar 10 CM dari atas diberi dua lubang dengan jarak antar lubang sekitar 60 CM. Pemberian lubang ini dimaksudkan untuk memasukkan selang sebagai sumber aliran model sungai. Pada bagian bawah ujung kotak juga perlu diberi lubang dengan ketinggian sekitar 10 CM dari bawah. Hal ini dimaksudkan agar limpahan air dapat dibuang melalui lubang ini.
4. Setelah kotak selesai dibuat lalu dihaluskan pakai amplas lalu diplamir, kemudian ciat dan bila sudah kering dicat kembali dengan waterproof.
5. Langkah selanjutnya yaitu dengan mengisi kotak tersbut dengan tanah liat yang dicampur pasir untuk dijadikan seperti daerah pedesaan yang dilengkapi dengan aliran sungai dan pepohonan. Area ini menggunakan tempat sekitar 2/3 bagian dari kotak sedangkan sisanya difungsikan sebagai daerah pantai yang dlengkapi dengan pasirnya.
6. Lubang pada kedua ujung kotak dimasuki selang. Pada bagian atas (daerah pedesaan) selang dihubungkan dengan kran air, yang berfungsi untuk mengalirkan air (difungsikan sebagai hulu sungai), sedangkan bagian bawah (daerah pantai) difungsikan untuk mengalirkan air supaya kotak tidak terpenuhi oleh kelebihan air (berfungsi sebagai saluran pembuangan). Posisi aliran air dibuat agak tinggi kemudian secara perlahan dibuat aliran sungai yang menurun. Hal dimaksudkan agar proses erosi dapat diamati.
7. Selain itu, perlu dipersiapkan bendera-bendara kecil yang terbuat dari bambu dan plastik yang telah ditulisi dengan berbagai nama konsep yang berkaitan dengan bentang alam tersbut seperti: delta, pantai, polusi, erosi, lembah, muara, hulu, sedimen dll.
§ Implementasi
Implementasi penggunaan media tidak terlepas dari skenario pembelajaran yang sudah dipersiapkan. Proses implementasi penggunaan media tidak terlepas dengan kegiatan inti pembelajaran (kegitan penyajian). Tentang proses penerapannya tergantung pada model dan pendekatan pembelajaran yang dipilih. Kalau misalnya dipilih model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan CTL misalnya, maka sebelum mulai pada kegiatan ini, para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Kemudian masing-masing kelompok memperhatikan penjelasan guru tentang tugas yang akan dikerjakannya. Guru mendemonstrasikan model dengan mengalirkan air melalui ujung kotak (daerah pedesaan), sampai batas waktu tertentu.
Langkah selanjutnya yaitu mencoba memberikan zat berwarna kepada salah satu aliran sungai. Maksud pemberian zat warna ini untuk menunjukkan bagaimana proses terjadinya polusi air dan bagaimana proses persebarannya. Demikian pula akan dapat diamati bagaimana proses pencemaran aiar laut dari salah satu sungai yang tercemar pengaruhnya terhadap daerah pantai dibandingkan dengan sungai yang tidak tercemar.
Setelah proses demonstrasi selesai, para siswa mengerjakan tugas dengan menancapkan beberapa konsep yang sudah tertuliskan pada bendera. Setelah semua bendera tertancap dilakukanlah asesmen oleh guru. Yaoitu dengan menghitung berapa konsep yang benar dan berapa yang salah. Kegiatan selanjutnya siswa diberi tugas berupa problem solving yaoitu bagaimana mengatasi erosi dan pencemaran air. Hasil kegiatan tersebut kemudian dilaporkan dan dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.
Untuk file lengkapnya silakan download di sini
0 Mendesain Media
By Mudji on
Di depan sudah dijelaskan bahwa suatu media ada yang harus didesain sendiri dan ada yang sudah jadi atau tinggal menggunakannya. Pada subbagian ini akan dibahan prosedur pembuatan media secara umum. Untuk memperjelas suatu proses desain media nanti akan diberikan beberapa contoh pembuatan media pembelajaran tertentu.
Beberapa unsur penting yang harus diperhatikan selama proses pembuatan media adalah: (1) identitas; (2) sket; (3) alat; (4) bahan; (5) prosedur; (6) implementasi; dan (7) perawatan. Dengan mempertimbangkan unsur-unsur tersebut, maka media terpilih tersbut bisa dengan mudah disosialisasi dan dikembangkan oleh guru lain untuk melengkapi media pembelajaran mereka.
Identas madsudnya adalah apa nama media yang dibuat dan apa kegunaan dari media tersbut. Hal ini penting sekali untuk diberikan suatu penjelasan agar supaya si pemakai tahu maksud dan kegunaan media tersebut.
Sebelum media dibuat, terlebih dulu perlu dibuatkan suatu sket tentang bentuk media yang akan dibuat. Kalau akan membuat model tentang alat pengering padi misalnya, maka terlebih dahulu perlu dibuat gambar atau sketnya, berikut ukuran-ukurannya. Hal ini untuk mempermudah proses pembuatannya.
Setelah disket, lalu perlu dipersiapkan alat apa saja yang dibutuhkan untuk membuat suatu media. Sebagai contoh kalau ingin dibuat gambar atau foto tentang bangunan tertentu, maka diperlukan alat berupa kamera, pigura dan alat penunjang lainnya. Demikian halnya kalau ingin membuat model atau replika tentang candi, maka dibutuhkan bahan-bahan tertentu, seperti tanah liat, kayu, pewarna, dll.
Setelah semuanya dipersiapkan langkah selanjutnya adalah bagaimana prosedur atau proses pembuatan suatu media. Misalnya akan dibuat tentang gambar atau foto bentang alam. Maka prosedur yang harus dilakukan yaitu: pertama-tama mengecek kembali kompetensi dasar yang telah ditentukan. Setelah itu baru memilih objek gambar yang sesuai dengan kompetensi dasar tersebut. Dilakukanlah beberapa kali pemotretan untuk dipilih gambar yang benar-benar menarik dan bagus untuk selanjutnya dicetak. Gambar yang telah jadi selanjutnya ditempelkan pada pigura yang telah disesuaikan ukurannya.
Apabila semua langkah pembuatan media sudah dilakukan, maka maka boleh dikatakan bahwa media yang dibuat sudah jadi. Selanjutnya media yang telah berhasil dibuat tersebut siap untuk diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Tentang bagaimana mengimplementasikan media dalam kegiatan pembelajaran nanti akan dibahas tersendiri dalasm subbagian terpisah.
Sebagai langkah akhir dari kegiatan mendesain media adalah proses perawatan dan penyimpanan. Perawatan dan penyimpanan ini perlu dilakukan, sebab tidak jarang ditemukan media setelah selesai dipakai diletakkan begitu saja pada tempat yang tidak layak dan tampak tidak ada upaya perawatannaya. Pemandangan seperti ini banyak dijumpai dibanyak sekolah baik SD yang ada di pedesaan maupun perkotaan.
0 Syarat Pengembangan Media
By Mudji on
Pengembangan media pembelajaran yang ideal seharusnya perlu memenuhi syararat “VISUALS”. Yakni suatu media harus (1) visible (V) atau mudah dilihat; (2) interesting (I) atau menarik; (3) simple (S) sederhana; (4) useful (U) isinya berguna/bermanfaat; (5) accurate (A) benar atau dapat dipertanggungjawabkan; (6) legitimate (L) masuk akal/sah; dan (7) structured (S) terstruktur/tersusun dengan baik.
Media yang baik seharusnya mudah dilihat dengan jelas. Artinya dengan menggunakan media akan dapat memperkuat image anak bukan justru mengaburkan anak. Untuk media yang berupa audio seharusnya materi suaranya juga harus jelas, agar anak mudah menginterpresai pesan yang didengar.
Kemaenarikan suatu media juga perlu diperhatikan. Lebih-lebih untuk anak SD, media harus dirancang sedemikian rupa supaya menarik, bahkan kalau bisa dengan menggunakan media, anak bisa belajar sambil bermain.
Kesederhanaan suatu media juga perlu mendapatkan perhatian. Sederhana dalam ha;l ini dimaksudkan bahwa dengan media yang tidak terlalu complicated telah mampu membantu siswa dalam mencapai kompetensi. Misalnya untuk menunjukkan adanya aspek perubahan, guru tidak harus menggunakan VCD atau CAI, tetapi cukup menggunakan dua gambar objek yang sama tapi dalam dekade yang berbeda.
Kegunaan suatu media adalah sangat penting, artinya bahwa dengan menggunakan media tertentu dalam kegiatan pembelajaran dapat memberikan manfaat kepada siswa. Dalam hal ini siswa akan memperoleh manfaat berupa pengetahuan atau keterampilan tertentu setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media tertentu.
Keakuratan dalam penggunaan media dimaksudkan apakah dengan menggunakan media tertentu sudah mampu mencapai sasaran belum? Keakuratan penggunaan suatu media juga bisa dilihat dari dimensi materi. Artinya apakah dengan menggunakan media tertentu apakah suatu media mampu memperjelas materi atau belum. Dan yang paling utama untuk menilai keakuratan suatu media adalah bagaimana kempuannya dalam proses pencapaian kompetensi.
Media yang baik juga harus bisa dipertanggungjawabkan pemanfaatannya. Misalnya apakah untuk mengukur volume tertentu, media yang dipakai sudah valid atau belum. Demikian pula untuk mengukur kecepatan tententu selama proses praktikum di lab, apakah alat yang dipakai masih valid atau tidak. Sebab sering ditemukan beberapa media pembelajaran yang ada di lab sudah tidak berfungsi dengan baik, sebab mulai dari penggunaan awal hingga periode tertentu alat tidak pernah dites kembali keakuratannya.
Keabsahan penggunaan media atau rasional penggunaan media juga harus dipertimbangkan oleh guru. Terkadang guru salah dalam memilih suatu alat. Sebagai contoh untuk mengukur berat logam-logam yang tergolong mahal digunakan sembarang timbangan. Padahal untuk menimbang berat emas atau natrium diperlukan timbangan yang spesifik, sebab selisih satu gram saja nilainya sudah cukup tinggi, dan dampaknya untuk melakukan suatu percobaan sungguh sangat signifikan.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan suatu media adalah strukturnya. Apakah media yang diimplementasikan oleh guru sudah sesuai belum dengan teori? Sebagai contoh kalau akan didemonstrasikan proses terjadinya gunung meletus, apakah rangkaian media yang digunakan sudah terstruktur seperti konsep gunung berapi atau belum?
1 Analisis Media Berdasarkan KTSP
By Mudji on
Pemilihan media yang sesuai sebaiknya diawali dengan melakukan analisis media terlebih dahulu. Langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan mengidentifikasi kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa. Apakah kompetensi tersbut berkenaan dengan ranah cognitif, afektif mauupun psikomotor, dan pada tingkatan mana ranah tersbut harus dicapai. Tentu saja masing-masing ranah dan tingkatan tersebut memerlukan media yang tidak sama. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam memilih media.
Setelah mengenali ranah dan tingkatan dari suatu kompetensi, proses pemilihan media perlu menyesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dasar (IPKD). Apakah dengan menerapkan media tertentu telah mampu menjelaskan indikator-indikator tersebut?. Apabila indikator-indikator tersebut telah difahami oleh para siswa melalui penerapan media tertentu, maka media tersebut sudah dapat dikatakan efektif.
Jenis materi jangan sampai dilupakan dalam proses pemilihan media, sebab setiap jenis materi yang berbeda memerlukan nenis media yang berbeda pula. Sebagai contoh bila jenis materinya tergolong prosedur, maka media yang dipilih bisa berupa bagan alur atau tayangan langsung tentang proses terjadinya sesuatu. Misalnya prosedur pembuatan alat tertentu atau proses terjadinya eruption dll.
Langkah selanjutnya dalam analisis pemilihan media yaitu dengan menetapkan berbagai alternatif media yang dapat digunakan untuk membantu proses penjelasan kompetensi tertentu. Selama proses ini perlu dilakukan peninjauan tentang kekuatan dan kelemahan dari masing-masing alternatif media. Setelah dicermati tentang kekuatan dan kelemahan suatu media, maka dipilihlah media yang paling memungkinkan dan rasional untuk diterapkan yang tentu saja harus sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai, karakterristik siswa, waktu dan biaya, serta kemampuan guru dalam menerapkan media terpilih tersebut. Contoh proses analisis media tersbut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Untuk file lengkapnya silakan klik di Sini
0 Memilih Media/Sumber Belajar
By Mudji on
Pemilihan statu media atau sumber belajar perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti: (1) kompetensi dasar; (2) karakteristik peserta didik; (3) waktu, (4) ketersediaan sarana; (5) biaya; (6) kemampuan pengajar; dan (7) ketersesuaian media dengan materi.
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa prinsip utama dalam memilih media harus mempertimbangkan kompetensi dasar, sebab kompetensi dasar inilah yang akan dicapai oleh siswa. Apapun baik dan canggihnya media atau sember relajar digunakan, tetapi kalau tidak secara langsung menunjang materi dan kompetensi, maka penggunaan media tersebut belum bisa dikatakan efektif dan efisien.
Pembelajaran konstruktivisme sangat menekankan pada perbedaan individualisme siswa. Hal ini nampak jelas pada kompetensi pengenalan anak didik secara mendalam yang harus dipenuhi oleh guru. Dengan demikian suatu media akan dapat dikatakan efektif bila telah memenuhi interes siswa. Siswa merasa mudah untuk memiliki kompetensi atau kecakapan tertentu melalui pemanfaatan media selama proses pembelajaran. Dalam hal ini setiap siswa memiliki karakteristik tertentu yang notabene memerlukan jenis media yang bervariasi sesuai dengan karakteristik mereka. Disini guru dituntut kemampuannya untuk memenuhi inters siswa yang berbeda-beda tersebut.
Efisiensi dan efektifitas penggunaan media juga sangat ditentukan oleh waktu. Media dapat dikatakan efektif dan efisien apabila dalam waktu yang tersedia telah mampu , membantu siswa untuk menguasai kompetensi tertentu. Namur demikian walau statu media itu bagus, tetapi dengan waktu tertentu Belem bisa memenuhi kebutuhan kompetensi anak, maka media tersebut Belem bisa dikatakan efektif dan efisien.
Ketersediaan sarana juga harus diupertimbangkan dalam proses pemilihan media. Jangan sampai media direncanakan, namun sarana dan prasarana pendukung tidak memadai. Misalnya penggunaan CD pembelajaran itu bagus untuk mengifornmasikan suatu proses, tetapi kalau di seklah tidak tersedia komputer dan CD player, maka program media tersebut juga tidak bisa dipergunakan.
Biaya juga harus dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemanfaatan suatu media. Media komputer yang dilengkapi dengan LCD memang sangat efektif untuk menjelaskan berbagai jenis belajar, namun biaya pengadaan alat dan biaya operasionalnya tergolong mahal.
Keterampilan guru dalam mengoperasionalkan media juga perlu dipertimbangkan. Di lapangan ditemukan ada beberapa sekolah yang telah mendapakan bantuan media pembelajaran dari pemerintah, namun alat-alat tersebut tetap saja utuh dan sebagian besar masih belum dibuka dari kardusnya. Setelah ditanyakan ternyata hampir semua guru belum tahu cara mengoperasional alat dan kemanfaatan alat tersebut sebagai sumber atau media pembelajaran.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah adanya kesesuaian antara media yang dipilih dengan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan. Seringkali terjadi proses pemilihan media pembelajaran mengabaikan materi yang akan dibahas. Padahal setiap materi mempunyai karakteristik yang tidak selalu sama. Ada jenis materi pelajaran yang lebih mengedepankan pada tataran konsep, prinsip, fakta, dan prosedur.
0 Klasifikasi Media Menurut Tujuan Belajar
By Mudji on
Pada tabel di bawah ini dapat diidentifikasi berbagai jenis media berikut tujuan dan dampaknya. Sebagai contoh media gambar diam untuk tujuan info faktual dampaknya sedang, untuk pengenalan visual berdampak tinggi, untuk tujuan prinsip dan konsep berdampak sedang, untuk umpan balik berdampak rendah dan untuk tujuan pembentukan sikap berdampak rendah. Yang jelas informasi yang ada pada tabel tersebut masing-masing media memiliki kekuatan dan kelemahan. Oleh karena itu, pemanfaatan media harus bersifat fleksibel dan bervariasi, tergantung pada kompetensi apa yang harus dicapai.
Untuk file lengkapnya silakan klik di Sini
Sumber PAU
0 Jenis Media
By Mudji on
Terdapat berbagai jenis media pembelajaran, mulai dari yang paling konvensional sampai ke yang paling mutakhir. Papan tulis (blackboard) merupakan salah satu media yang tergolong paling konvensional. Media ini untuk di sekolah-sekolah yang ada di perkotaan sudah jarang ditemukan. Media papan tulis jenis ini biasanya digunakan untuk menjelasakan suatu konsep atau untuk mencatat beberapa informasi penting selama proses pembelajaran berlangsung. Sebagai kelengkjapan dari papan tulis adalah kapur.
Walaupun papan tulis jenis ini sudah dianggap ketinggalan, namun di sebagian besar sekolah yang ada di pedesaan banyak ditemukan. Namun demikian dengan adanya bantuan BOS, secara bertahap blackboard mulai diganti dengan whiteboard. Papatan tulis yang satu ini memang jauh lebih bagus dan tidak menimbulkan debu, hanya biaya operasionalnya sedikit agak tinggi. Tentang fungsi dari whiteboard sama dengan blackboard.
Sebagai pengganti papan tulis mulai tahun 80an diberbagai sekolah yang ada di perkotaan telah banyak menggunakan overhead projector (OHP). Fungsi OHP sebenarnya tidak jauh berbeda dengan papan tulis, yaitu untuk menginformasikan beberapa konsep penting pada anak. OHP memang mempunyai beberapa perbedaan dibandingkan dengan papn tulis. Pada OHP biasaya semua materi pelajaran sudah dipersipakan dalam bentuk OHT (overhead transparancy).
Selain papan tulis, bahan cetak sudah lama diperguanakan sebagai bahan atau sumber belajar (media). Ragam media seperti ini banyak sekali macamnya, sperti buku text, bulku referenci, media, majalah, koran dan bahan cetak lainnya. Media seperti ini sebenarnya lebih cocok untuk memfasilitasi model pembelajaran yang berorientasi pada siswa (SCL). Sebab para siswa bisa di beri tugas untuk menemukan konsep sendiri dengan memanfaatkan bahan cetak tersebut. Bahan cetak seperti itu juga bisa berwujud poster maupun diagram.
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam KTSP adalah pembelajaran yang lebih berorientasi pada contextual teaching and learning. Pendekatan pembelajaran seperti ini lebih menekankan bagaimana agar anak tidak terasing dengan lingkungannya. Untuk itu akan lebih bermakna apabila guru bisa memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media riil yang dapat diamati dan diobservasi oleh anak. Media seperti ini dikenal sebagai media riil. Medkia riil di samping dapat diterapkan dengan memanfaatkan lingkungan, juga dapat dilakukan dengan cara membawa benda riil ke dalam kelas untuk dijadikan sebagai media pembelajaran. Apabila hal ini tidak memungkinkan, maka guru bisa berkreasi dengan membuat barang tiruan atau repliknya.
Belajar akan menjadi lebih mudah dilakukan bila tidak hanya sekedar melihat suatu objek, tetapi juga bisa dilkukan dengan melalui mendengarkan. Bahkan pabila kegiatan pembelajaran mampu menggunakan media yang berupa adudio visual maka hasilnya akan menjadi lebih efektif. Media yang berupa audio saja bisa berupa tape recorder maupun radio. Sedangkan media yang dapat dilihat dan didengan bisa berupa VCD player, TV maupun computer yang dilengkapi
Untuk file lengkapnya silakan klik di SINI
0 Kedudukan Media Dalam KTSP
By Mudji on
Berbeda dengan kurikulum tahun 1999, yang lebih menekankan pada aspek content. Kurikulum baru atau lebih dikenal dengan KTSP lebih menekankan pada kompetensi. Kurikulum ini memiliki cirri-ciri: (1) hasil belajar dinyatakan dengan kompetensi yang dapat didemonstrasikan/ditampilkan atau dapat diobservasi indikator-indikatornya; (2) kecepatan belajar siswa berbeda dalam mencapai ketuntasan belajarnya; (3) asesmen hasil belajar menggunakan acuan kriteria (CRA); (4) adanya program remediasi dan pengayaan; (5) memerlukan desain media yang dapat mempermudah siswa dalam mencapai kompetensi; (6) kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada student centerd learning (SCL).
Berdasarkan cirri-ciri tersebut, maka media mempunyai peran yang tidak kalah penting dari elemen-elemen silabus yang lain. Lebih-ebih dalam KTSP orientasi bukan lagi pada guru tetapi lebih pada siswa. Dalam kondisi seperti inilah sebenarnya media mempunyai kontribusi yang sangat besar pada siswa selama mereka mengembangkan suatu konsep maupun pengetahuan. Peran media dalam sistem pembelajaran berbasiskan KTSP dapat dilihat pada gambar berikut.
Untuk File lengkapnya silakan klik di Sini
0 Peran Media Dalam Kegiatan Pembelajaran
By Mudji on
Pada dasarnya semua komponen yang ada dalam silabus (materi, metode, asesmen) adalah untuk mempermudah para peserta didik untuk mmencapai suatu kompetensi selama dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini media juga dapat dijadikan sebagai alat untuk mempermudah peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Peran media dalam kegiatan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan peran media dalam proses komunikasi pada umumnya, yakni untuk memperjelas suatu pesan. Oleh karenanya media dalam kegiatan pembelajaran juga dapat dijadikan sebagai alat untuk memperlancar proses komunikasi, yaitu untuk mempermudah proses penyampaian materi pelajaran.
Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka media mempunyai beberapa manfaat: (1) penyampaian materi perkuliahan dapat diseragamkan; (2) proses instruksional lebih menarik; (3) proses belajar lebih interaktif; (4) jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi; (5) kualitas belajar dapat ditingkatkan; (6) proses belajar dapat terjadi kapan dan di mana saja; (7) meningkatkan sikap positif mahasiswa terhadap proses dan bahan belajar; (8) peran dosen berubah ke arah positif dan produktif.
Sumber: PAU
Untuk File lengkapnya silakan klik di Sini
0 Pengertian Media Pembelajaran
By Mudji on
Media merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi. Media juga dapat dikatakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan dari pengirim (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan). Dari kedua pengertian tersebut, jelas sekali bahwa suatu media memiliki peranan penting dalam suatu proses komunikasi.
Proses komunikasi terjadi apabila seseorang ingin menyampaikan pesan pada orang lain. Proses tersebut biasanya diawali dengan upaya komunikator untuk menyampaikan pesan dengan menggunakan kode-kode tertentu (encoding). Pesan tersebut akan bisa diterima oleh pihak lain bila diperkuat dengan media. Yang jelas bila selama proses tersbut tidak ada ganggunan, maka pihak komunikan akan mudah memaknainya (decoding). Apabila makna tersebut betul-betul sudah dipahami oleh pihak penerima, maka hal tersbut akan dijadikan sebagai feedback oleh pihak komunikator. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tanpa ada media, maka proses komunikasi akan menjadi tidak lancar. Bagaimana pentingnya media dalam proses komunikasi dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Diadaptasi dari Wardhani
Untuk file lengkapnya silakan klik di Sini
0 Contoh Makalah Media Pembelajaran
By Mudji on
Masyarakat
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk mencerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas. Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula. Karena memang belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber belajar yang disebut orang.
Untuk file lengkapnya silakan klik di Sini
0 Contoh Makalah Agama Islam
By Mudji on
A. Sifat-Sifat Allah SWT
1. Allah Bersifat Wujud (Ada), Mustahil Adam (Tidak Ada)
Allah SWT bersifat wujud atau ada, lawannya tidak ada (Adam). Adanya Allah SWT dapat dibuktikan dengan akal, yaitu dengan melihat dan memikirkan semua yang ada atau yang terjadi di alam semesta ini. bila kita perhatikan kejadian dan kerja dari organ-organ tubuh manusia, maka pasti terpikir bahwa semua itu pasti ada yang mengatur atau menjadikannya. Demikian pula halnya dengan alam semesta ini. Kiranya tidak dapat diterima oleh akal bila alam ini menjadikan dirinya sendiri. Jika tadinya alam itu belum ada, kemudian menjadikan dirinya sendiri, maka akal sehat tidak dapat menerima bila sesuatu yang belum ada akan dapat membuat atau menjadikan sesuatu.
Kiranya tidak dapat diterima oleh akal, apabila benda tersebut terjadi sendirinya tanpa ada yang mengadakan atau menjadikan sebagaimana tidak mungkin bahwa sesuatu itu tidak ada yang membuatnya. Demikian juga dengan keteraturan alam, adanya pergeseran siang dan malam secara teratur, keteraturan peredaran matahari pada sumbunya, keteraturan peredaran planet-planet, adanya hukum-hukum alam, semuanya menunjukan adanya dan yang mengatur itu adalah Allah SWT.
Firman Allah SWT:
Untuk file lengkapnya silakan klik di Sini
6 Contoh PTK Bahasa Inggris IMPROVING STUDENTS’ VOCABULARY MASTERY BY USING PICTURE
By Mudji on
BY USING PICTURE A CLASSROOM ACTION RESEARCH
AT THE FOURTH YEAR STUDENTS OF SD NEGERI BANGOAN I
IN ACADEMIC YEAR 2008 / 2009
CHAPTER I
INTRODUCTION
1.1 Background of the Study
In accordance with the curriculum of the elementary school, namely Competency Based Curriculum 2006, it is stated that English language is taught as a local subject matter. It uses meaningfulness approach that means the language elements like vocabulary, spelling, and pronunciation, should be presented in the situational context so that the ideas and meaning are clear. In the teaching and learning process the four language skills should be taught integrated using simple sentences.
If we say about learning a foreign language, it will be better at the first time the student should learn the vocabulary of it, because without mastering vocabulary they will find some problems in listening, speaking, reading, and writing. According to Hornby (2000:1447), “Vocabulary is a list of words with their meaning especially important for learning a foreign language”. It means that vocabulary mastery is important for learning a foreign language.
Vocabulary is one of the important components of English, so the English teacher has responsibility in establishing the meaning of vocabularies in the students’ mind. It is not easy to be done. Sometimes, the students have difficulties in using language. They try to memorize a certain number of words and their meanings, they will forget it. Finally, they will be bored and they just have less attention and motivation to learn it.
Untuk file lengkapnya silakan klik di Sini
0 Contoh PTK Matematika MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA UANG DALAM POKOK BAHASAN UANG
By Mudji on
SISWA KELAS II MI MA’ARIF BLOTONGAN TAHUN PELAJARAN 2004/2005
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini telah berkembang demikian pesat, baik materi maupun terapannya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini tidak terlepas dari peranan matematika. Penguasaan matematika sangat penting dalam mempercepat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Tetapi banyak orang beranggapan materi pelajaran eksakta terutama dalam hal ini matematika memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibanding materi pelajaran non eksak. Anggapan seperti ini tentu saja perlu disikapi oleh tenaga pendidik dalam upaya meningkatkan penguasaan siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Selain itu tenaga pendidik harus mencari ide atau gagasan baru guna meningkatkan mutu pembelajaran yang berkualitas.
Peneliti merupakan salah satu pendidik di MI Ma’arif Blotongan. Kondisi yang ada MI Ma’arif terdiri dari 15 pendidik, yang terdiri 3 orang pendidik berstatus Pegawai Negeri Sipil, selebihnya berstatus sebagai guru honorer. Di samping itu sekolah yang nota benenya di bawah naungan Departemen Agama yang berlabel “MI” seringkali dipandang masyarakat dengan sebelah mata. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah menyimpulkan
dengan fenomena yang ada, bahwa “MI” merupakan sekolah pinggiran dan
Untuk file lengkapnya silakan klin di Sini
0 Contoh PTK Matematika Peningkatan Kemampuan Operasi Hitung Uang Melalui Media Uang
By Mudji on
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini telah berkembang demikian pesat, baik materi maupun terapannya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini tidak terlepas dari peranan matematika. Penguasaan matematika sangat penting dalam mempercepat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Tetapi banyak orang beranggapan materi pelajaran eksakta terutama dalam hal ini matematika memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibanding materi pelajaran non eksak. Anggapan seperti ini tentu saja perlu disikapi oleh tenaga pendidik dalam upaya meningkatkan penguasaan siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Selain itu tenaga pendidik harus mencari ide atau gagasan baru guna meningkatkan mutu pembelajaran yang berkualitas.
Berawal dari masalah tersebut, salah satu upaya yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menganalisa kekurangan-kekurangan, kesulitan-kesulitan dalam memahami konsep dalam pembelajaran. Langkah awalnya peneliti menekankan pada penganalisaan kesulitan-kesulitan belajar mata pelajaran matematika. Karena pada pelajaran matematika banyak dijumpai kesulitan-kesulitan tersebut. Kesulitan tersebut dapat terlihat dari hasil belajar siswa kelas III SDN IV Ngrejo Kecamatan Tanggunggunung semester I pada pokok bahasan uang yang di bawah standar yaitu rata-ratanya hanya mencapai 6,19 dan yang memperoleh nilai 6,5 hanya 55,6 %. Kesulitan-kesulitan tersebut di atas disebabkan karena kurang pahamnya siswa pada materi pokok bahasan uang serta kurangnya kreatifitas guru dalam pembelajaran matematika. Padahal pokok bahasan tersebut sangatlah penting sebagai bekal bagi seorang siswa kelak jika sudah dewasa dan hidup di tengah-tengah masyarakat. Uang merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Belanja, makan, minum, pakaian, rekreasi dan
Untuk file lengkapnya silakan klik di Sini
0 Contoh PTK Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG
By Mudji on
TAHUN AJARAN 2006/2007
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Menulis merupakan suatu proses (Parera 1993:3). Oleh karena itu, menulis harus mengalami tahap prakarsa, tahap pelanjutan, tahap revisi, dan tahap pengakhiran. Dalam tahap prakarsa, sebelum penulis menulis, harus mencari ide yang akan dituangkan, kemudian dilanjutkan dengan tahap pelanjutan, yaitu penulis mulai mengembangkan idenya. Setelah selesai mengembangkan, ide harus direvisi karena sebagai seorang manusia tidak lepas akan kesalahan. Setelah tulisan itu direvisi, maka ada tahap pengakhiran, atau tahap penyelesaian yaitu tahap selesai yang siap untuk dipublikasikan. Apabila tahap-tahap tersebut dilaksanakan secara sistematik, maka hasil menulis seseorang akan lebih baik.
Dalam kurikulum siswa kelas X terdapat pembelajaran menulis baik menulis kreatif maupun nonkreatif sudah sejak sekolah dasar. Oleh karena itu seharusnya siswa sudah pandai menulis. Di samping itu dalam kurikulum pun diajarkan menulis kreatif dan menulis non kreatif. Namun realitanya siswa masih merasa kesulitan dalam hal menulis khususnya pada menulis kreatif yaitu menulis puisi.
Berdasarkan observasi, pada kelas X MA Al Asror Patemon Gunungpati Semarang, rata-rata kemampuan menulis puisi siswa sangat rendah dapat dibuktikan dengan berdasarkan rata-rata nilainya 6. Rendahnya kemampuan menulis puisi pada MA Al Asror salah satu faktor utamanya adalah metode yang
Untuk file lengkapnya Silakan download di Sini
0 Contoh PTK Agama PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH AL-FADHALI MALANG
By Mudji on
DI RUMAH SINGGAH AL-FADHALI MALANG
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak merupakan generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya, sehingga anak mempunyai posisi yang strategis untuk turut mengisi kehidupan manusia di masa yang akan datang, karena itu diperlukan upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya sebagaimana yang didambakan oleh pembangunan bangsa Indonesia.
Sejalan dengan upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya sebagaimana yang didambakan oleh pembangunan bangsa Indonesia, agama merupakan salah satu bagian yang sangat penting dan tidak mungkin dapat diabaikan. Agama mempunyai ajaran yang harus di aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Wujud dari rasa percaya pada Tuhan akan menggerakkan untuk selalu melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya. Apabila kepercayaan sudah tertanam dalam diri manusia, maka dalam kehidupan sehari-hari akan mencerminkan sikap keagamaan.
Sebagai aktualisasi dari rasa kepercayaan, maka agama harus dimanifestasikan dalam kehidupan dan dijadikan pegangan. Agama tidak hanya sebagai simbol melainkan ada pengaruh dari ajaran agama tersebut sehingga dalam berbagai aktifitas dan tingkah laku selalu mencerminkan keber-agama-an.
Untuk file lengkapnya silakan klik di Sini
0 Contoh PTK Bahasa Indonesia PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF TEKS PROFIL TOKOH DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL KOMPONEN INQUIRY
By Mudji on
SMPN 10 SEMARANG TAHUN AJARAN 2005/2006
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keterampilan membaca bagi seorang siswa mempunyai kedudukan penting. Pertama, penting bagi siswa selama mereka mengikuti pendidikan di berbagai jenjang dan jenis sekolah. Kedua, penting bagi siswa setelah mereka selesai bersekolah dan bekerja di masyarakat.
Keterampilan membaca merupakan keterampilan dasar bagi siswa yang harus mereka kuasai agar dapat mengikuti seluruh kegiatan dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan membacanya. Oleh karena itu, pembelajaran membaca mempunyai kedudukan yang sangat strategis.
Pembelajaran membaca bertujuan agar siswa mampu memahami pesan-pesan komunikasi yang disampaikan dengan media bahasa tulis dengan cermat, tepat, dan cepat secara kritis dan kreatif. Kecermatan dan ketepatan dalam memahami pesan komunikasi itu sangat penting agar dapat dicapai pemahaman terhadap pesan komunikasi tersebut.
Dalam era globalisasi informasi seperti sekarang ini, berbagai informasi disampaikan melalui berbagai media cetak, buku, majalah, dan sebagainya. Setiap orang, khususnya siswa, dituntut untuk memiliki kemampuan membaca yang cukup tinggi untuk menafsirkan berbagai informasi yang tertulis.
Untuk file lengkapnya silakan download di Sini
0 Contoh PTK Agama STUDI KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN
By Mudji on
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Dalam artian, pendidikan adalah sebuah proses transfer nilai-nilai dari orang dewasa (guru atau orang tua) kepada anak-anak agar menjadi dewasa dalam segala hal.
Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa yang sedang membangun. Upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan suatu keharusan untuk selalu dilaksanakan agar suatu bangsa dapat maju dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa upaya dilaksanakan antara lain penyempurnaan kurikulum, peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan sarana-sarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa dan terciptanya manusia Indonesia seutuhnya.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No.20 Tahun 2003 (Sisdiknas, pasal 3). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
Untuk file lengkapnya silakan download di Sini
0 Contoh PTK IPA PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA
By Mudji on
SD NEGERI KEBONSARI KABUPATEN TEMANGGUNG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan pembangunan. Peningkatan kualitas pendidikan harus dipenuhi melalui peningkatan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Pembaharuan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengesampingkan nilai-nilai luhur sopan santun dan etika serta didukung penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, karena pendidikan yang dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung seumur hidup menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah.
Pada era globalisasi, perkembangan IPTEK semakin marak di masyarakat. Maraknya perkembangan IPTEK disebabkan oleh adanya tuntutan manusia untuk berkembang dan maju dalam berbagai bidang sesuai dengan perkembangan zaman. Tuntutan tersebut, dapat diperoleh melalui informasi aktual dari peralatan IPTEK yang canggih. Pendidikan merupakan upaya untuk membentuk sumber daya manusia yang dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Dengan demikian kebutuhan manusia yang semakin kompleks akan terpenuhi. Selain itu melalui
Untuk file lengkapnya silakan klik di SINI
0 contoh PTK Kesenian KEMAMPUAN ANAK DALAM MENARI DENGAN MENGGUNAKAN METODE MENIRU, SAS DAN DEMONSTRASI SERTA EKSPERIMEN DI TK
By Mudji on Jumat, 11 Februari 2011
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seorang guru taman kanak-kanak sebelum melaksanakan program kegiatan belajar perlu memperhatikan: tujuan program kegiatan belajar anak taman kanak-kanak dan ruang lingkup program kegiatan belajar anak taman kanak-kanak.
Dalam Garis Besar program Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak (Depdikbud,1994) tujuan program kegiatan belajar anak TK adalah membantu meletakkan dasar kearah pekembangan sikap, pengetahuan,ketrampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Ruang lingkup program kegiatan belajar meliputi: pembentukan perilaku melalui pembiasaan dalam pengembangan moral pancasila, agama, disiplin, perasaan atau emosi, dan kemampuan bermasyarakat serta pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru meliputi pengembangan kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta, ketrampilan jasmani. Anak-anak usia 3-7 menawarkan peluang untuk melakukan dan mengeksplorasi nilai-nilai melalui Quietly Being(menjadi sesuatu tenang), cerita-cerita, lagu-lagu, permainan, pergerakan dan aktivitas pengembangan ketrampilan sosial interpersonal, termasuk mengatasi konflik (Dianne Tilman
dan Pillar Quera,2004:83).
Untuk File lengkapnya silakan klik di sini
0 Contoh PTK Bahasa Indonesia PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS
By Mudji on
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Pembelajaran tersebut akan lebih baik manakala dipelajari sejak dini dan berkesinambungan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa disertakan dalam kurikulum. Hal ini dilakukan supaya peserta didik mampu menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta mampu menerapkannya dalam kehidupan masyarakat.
Menulis sebagai suatu kegiatan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif merupakan kemampuan yang menuntut adanya kegiatan encoding yaitu kegiatan untuk menghasilkan atau menyampaikan bahasa kepada pihak lain melalui tulisan. Kegiatan berbahasa yang produktif adalah kegiatan menyampaikan gagasan, pikiran, atau perasaan oleh pihak penutur, dalam hal ini penulis. Sebenarnya kegiatan produktif terdiri dari dua macam yaitu berbicara dan menulis. Meskipun sama-sama merupakan kegiatan produktif, kegiatan tersebut mempunyai perbedaan yang utama, yaitu pada media dan sarana yang digunakan.
Aktivitas menulis merupakan salah satu manisfestasi kemampuan (dan keterampilan) berbahasa paling akhir yang dikuasai pembelajar bahasa setelah mendengarkan, membaca, dan berbicara (Nurgiyantoro, 2001: 296). Dalam buku yang sama juga dijelaskan apabila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai oleh pembelajar bahasa karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai aspek lain di luar bahasa, untuk menghasilkan paragraf atau wacana yang runtut dan padu.
Kesimpulan tersebut diperkuat dengan adanya fakta bahwa media atau sumber belajar yang variatif tidak dimunculkan oleh guru. Sumber belajar di luar guru yang dapat dimanfaatkan oleh siswa yaitu buku teks dan LKS bahasa Indonesia. Oleh karena itu, suasana belajar mengajar tentang keterampilan
Untuk file lengkapnya silakan klik di sini
0 Contoh PTK Matematika MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH DENGAN PERMAINAN KARTU BRIDGE
By Mudji on
BAHASAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH DENGAN PERMAINAN KARTU BRIDGE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Rasa takut terhadap pelajaran matematika seringkali menghinggapi perasaan siswa di Sekolah Dasar. Hal ini antara lain disebabkan oleh penekanan berlebihan pada penghafalan semata, penekanan pada kecepatan berhitung, pengajaran otoriter, kurangnya variasi dalam proses belajar mengajar dan penekanan berlebihan pada prestasi individu.
Padahal matematika bisa dan mudah untuk dimengerti, tetapi agar siswa menjadi cermat, teliti dan cepat dalam berhitung siswa harus dilatih secara kontinu. Untuk itu diperlukan kemampuan aritmatika yang optimal. Untuk menjadikan matematika sesuatu yang menarik bagi siswa adalah dengan melibatkan secara intensif kemampuan intelektual siswa dan menantangnya untuk berfikir.
Pada dasarnya siswa mampu mencapai tingkat kepandaian yang optimal dalam aritmatika, mampu berfikir secara cepat dan tepat dengan adanya konsentrasi yang tinggi. Dewasa ini ada berbagai pendekatan untuk belajar matematika secara efektif, misalnya metode montazeri dan sempoa. Selain itu ada beberapa alat peraga yang dapat diciptakan untuk meningkatkan kemampuan berhitung matematika.
Menurut R. Soedjadi dan Masriyah (dalam Suyitno, 2004 : 52), ciri-ciri matematika adalah matematika memiliki objek yang abstrak, mendasarkan
Untuk file lengkapnya silakan klik di Sini
0 Contoh PTK Bahasa Indonesia Penerapan Metode Permainan Simulasi untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar
By Mudji on
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa dan juga merupakan sasaran pembelajaran berbahasa Indonesia. Keterampilan berbicara dapat meningkat jika ditunjang oleh keterampilan berbahasa yang lain, seperti menyimak, membaca, dan menulis. Keterampilan berbicara ini sangat penting posisinya dalam kegiatan belajar-mengajar. Pentingnya keterampilan berbicara bukan saja bagi guru, tetapi juga bagi siswa sebagai subjek dan objek didik.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dituntut terampil berbicara. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Suyoto (2003:32) bahwa seseorang yang terampil berbicara cenderung berani tampil di masyarakat. Dia juga cenderung memiliki keberanian untuk tampil menjadi pemimpin pada kelompoknya. Orang yang pandai berbicara umumnya mudah bergaul, memiliki rasa percaya diri, dan dapat memengaruhi orang lain.
Sekolah dasar sebagai sekolah awal untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi sudah tentu siswa-siswanya harus diberikan pengetahuan yang lebih, khususnya dalam pembelajaran keterampilan berbicara, sehingga bisa diaplikasikan ke jenjang selanjutnya. Pembelajaran berbicara di sekolah dasar belum memuaskan dan belum memenuhi tuntutan berbicara seperti yang dibutuhkan masyarakat.
Peneliti melihat kelemahan atas kondisi kemampuan berbicara siswa sekolah dasar. Umumnya, para siswa mengalami kesukaran ketika diminta untuk bercerita, bercakap-cakap, berpidato, bahkan sekadar bertanya pun banyak di antara siswa yang tidak mampu. Padahal, siswa sekolah dasar sebenarnya memiliki kemampuan dasar berbicara.
Berpijak pada fakta di atas, maka pengajaran berbicara harus diupayakan lebih bermakna bagi siswa. Selain memberikan teori tentang berbicara kepada siswa dalam proses belajar-mengajar, perlu juga diberikan pelatihan yang dapat merangsang siswa agar berani berbicara.
Untuk file lengkapnya silakah klik di Sini
0 Contoh PTK Matematika MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DAN PENGGUNAAN LKS
By Mudji on
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai berbagai permasalahan dan setiap permasalahan tentu memerlukan suatu pemecahan atau penyelesaian. Ada masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan matematika. Tetapi tidak sedikit pula masalah yang dapat diselesaikan dengan menggunakan matematika. Masalah-masalah yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan sehari-hari di masyarakat mengindikasikan bahwa penguasaan dan pemahaman pelajaran matematika yang berkaitan erat dengan kehidupan di masyarakat sangatlah penting. Misalnya penggunaan dan pemanfaatan uang, waktu. Masalah dalam dunia perdagangan yang mencakup jumlah, selisih, rugi laba, potongan harga, dan bunga. Masalah-masalah pengukuran seperti jarak, waktu, keliling, luas, volume, kecepatan dan lain-lain.
Agar kelak siswa mampu menghadapi dan menyelesaikan permasalahan yang berkaitan erat dengan berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari maka sejak dini perlu diberi bekal yang cukup melalui pendidikan di sekolah-sekolah. Di sekolah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran berbagai macam mata pelajaran. Pelajaran-pelajaran tersebut diharapkan dapat dijadikan bekal dalam kehidupannya kelak.
Khusus dalam pembelajaran matematika para siswa banyak diberi masalah-masalah yang berkaitan dengan matematika. Permasalahan yang
Untuk file lengkapnya silahkan klik di sini
0 HAKIKAT BAHASA DAN TEORI PEMEROLEHAN BAHASA (Rangkuman)
By Mudji on Selasa, 08 Februari 2011
Hakikat Bahasa
~ Bahasa merupakan alat komunikasi yang memiliki beberapa karakteristik, yaitu: sistemik, manasuka/arbitrer, bunyi ujaran, manusiawi, dan komunikatif.
* Sistemik:
(a) bahasa diatur oleh sistem bunyi dan sistem makna
(b) bahasa terdiri atas rangkaian bunyi/bunyi bahasa yang mempunyai makna atau arti tertentu.
Contoh:
rangkaian bunyi a n m k a : rangkaian bunyi bahasa yang belum bermakna
rangkaian bunyi m a k a n : rangkaian bunyi bahasa yang bermakna, yaitu bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut, mengunyah, dan menelannya.
(c) penyusunan suatu bahasa harus mengikuti kaidah tertentu ( kaidah tata bahasa kaidah penulisan yang diatur dalam tata ejaan/EYD),
*Manasuka/arbitrer:
(a) unsur suatu bahasa yang dipilih secara acak tanpa dasar yang pasti oleh masyarakat pemakai bahasa
(b) tidak adanya hubungan yang logis antara bunyi bahasa dengan makna yang disimbolkannya
Contoh:
k u r s i mengarah kepada makna tempat untuk duduk, bukan mengarah pada makna lain misalnya alat untuk makan, dsb.
(c) hubungan antara bunyi bahasa dan maknanya tersebut terserah/tergantung pada masyarakat pemakai bahasa yang bersangkutan.
* Bunyi ujaran: berupa ucapan sedangkan media bahasa adalah bunyi-bunyi bahasa secara lisan dan berupa lambang bunyi/tulisan.
* Manusiawi: bahasa menjadi berfungsi selama manusia yang memanfaatkannya, bukan makhluk lain.
* Komunikatif: digunakan untuk berkomunikasi masyarakat pemakai bahasa.
~ Hakikat bahasa juga berkaitan dengan fungsi bahasa:
* fungsi informasi
* fungsi ekspresi
* fungsi adaptasi dan integrasi
* fungsi kontrol sosial
Fungsi informasi: bahasa berfungsi untuk menyampaikan informasi timbal balik antar anggota masyarakat.
Fungsi ekspresi: bahasa berfungsi untuk menyalurkan atau mengungkapkan perasaan, sikap, gagasan, dll.
Fungsi adaptasi dan integrasi: bahasa berfungsi untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat.
Fungsi kontrol sosial: bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
0 Abstrak, simpulan, resume, dan sinopsis, serta berita dan artikel.
By Mudji on
IKHTISAR
Ikhtisar adalah pemandangan secara ringkas/bagian yang penting-penting saja.
ABSTRAK
Abstraks adalah ikhtisar, ringkasan, inti dari laporan, penelitian, atau karya ilmiah lainnya.
SIMPULAN
Simpulan adalah hasil menyimpulkan atau ikhtisar dari suatu uraian. Simpulan juga dapat diartikan sebagai pendapat terahir yang diperoleh berdasarkan uraian sebelumnya.
RESUME
Resume adalah ikhtisar atau ringkasan suatu teks.
SINOPSIS
Sinopsis adalah ikhtisar karangan yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar sinopsis tersebut.
BERITA : Berita adalah laporan, pengumuman, atau keterangan mengenai suatu kejadian/peristiwa.
ARTIKEL: Artikel adalah karya tulis berupa laporan berita, esai, atau bentuk lainnya yang dimuat dalam surat kabar atau majalah.
0 PENINGKATAN KEBIASAAN MEMBACA DAN MENULIS
By Mudji on
STRATEGI SKIMMING DAN SCANNING
Dalam memahami informasi buku atau teks bacaan tertentu, ada yang perlu dibaca secara menyeluruh dan ada pula yang haya perlu dibaca bagian-bagian tertyentu saja. Hal tersebut tergantung pada kebutuhan kita terhadap informasi dalam buku atau teks tersebut. Jika kita tidak membutuhkan fakta-fakta atau detailnya maka lompati saja fakta dan detail dalam bacaan atau teks tersebut. Pusatkan perhatian untuk mencari ide pokoknya. Cara membaca yang hanya untuk mengetahui atau mendapatkan ide pokoknya saja disebut skimming. Contoh ide pokok yang ingin diketahui dengan teknik skimming, misalnya ide pokok dalam paragraf, ide pokok dalam sub judul/sub bab, ide pokok dalam keseluruhan teks/wacana, atau suatu buku.
Sebaliknya jika kita hanya membutuhkan fakta atau informasi tertentu saja, atau data tertentu, kita perlu melompati yang lainnya, dan langsung saja menuju hal atau data tertentu yang kita cari dalam buku/teks bacaan. Teknik membaca dengan cara melompat untuk langsung ke sasaran data yang kita cari disebut scanning. Contoh data yang ingin diketahui dengan cara scanning misalnya data tempat, nomor telepon, angka, tahun, hari, acara tertentu nama orang, acara/peristiwa tertentu, kata dalam kamus, nama tokoh/latar/ dalam fiksi, dll.
0 CIRI BAHASA INDONESIA LISAN DAN TULIS
By Mudji on
Salah satu fungsi adanya bahasa dalam masyarakat yaitu dapat digunakan untuk mengekspresikan diri. Pengekspresian tersebut dilakukan sejak peradaban dunia mulai ada sampai dengan peradaban dunia sudah berkembang seperti saat ini. Seiring dengan kemajuan peradaban manusia, bahasa juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan tersebut berawal dari bahasa lisan, kemudian berkembang dengan terbentuknya bahasa tulis.
Perbedaan Bahasa Indonesia lisan dan tulis terletak pada pada medianya. Ciri Bahasa Indonesia lisan yaitu (1) menggunakan media ucapan; (2) Kejelasan makna Bahasa Indonesia lisan dapat dipengaruhi oleh lafal ucapan, intonasi, tekanan, tempo, dan jeda. Ciri Bahasa Indonesia tulis yaitu (1) menggunakan media huruf; (2) Kejelasan makna Bahasa Indonesia tulis dapat dipengaruhi oleh pilihan kata, bentuk dan susunan kata atau kalimat, dan penggunaan tanda baca.
0 Hakikat Puisi, Prosa, dan Drama
By Mudji on
Dalam perkembangannya, puisi Indonesia dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu puisi lama (sebelum abad ke-20) dan puisi baru (setelah abad ke-20). Kelompok puisi lama antara lain pantun, syair, gurindam. Pantun adalah jenis puisi lama yang digunakan sebagai tanya jawab antara dua orang, misalnya antara pemuda dan gadis, atau bagian dari ungkapan perasaan yang dinyanyikan. Pantun terdiri atas 4 baris dalam satu bait. Tiap bait terdiri 2 baris sampiran dan 2 baris isi. Bersajak a b a b. Contoh:
Bunga dahlia, bunga sepatu
Bunga kenanga di tepi jalan
Kalau punya kawan baru
Sahabat lama jangan dilupakan
Daripada membeli sandal
Lebih baik membeli roti
Daripada jadi anak berandal
Lebih baik menjadi santri
Syair adalah puisi lama yang terdiri atas 4 baris dalam satu bait. Syair bersajak sama a a a a, tidak terdiri atas sampiran dan isi/semuanya isi. Syair biasanya digunakan untuk bercerita. Contoh:
Nun jauh di tepi desa
Di sana tinggallah seorang dara
Wajahnya jantik jelita
Sungguh elok dipandang mata
Gurindam adalah puisi lama yang terdiri atas 2 baris dalam satu bait. Gurindam biasanya berisi nasihat atau suatu kebenaran. Hubungan baris pertama dan kedua adalah sebagai anak kalimat dan induk kalimat, atau baris kedua merupakan jawaban atau akibat dari baris pertama. Contoh:
Kalau kau banyak berdusta,
Kelak hidupmu akan sengsara.
Jika kau banyak bersedekah
Hidupmu akan mendapat berkah
Setelah abad ke-20, perkembangan puisi Indonesia mengarah pada kebebasan mengekspresikan puisi dalam bentuk baru yang tidak terlalu terikat pada aturan bait, sajak, jumlah baris seperti yang terdapat pada puisi lama. Contoh:
SAAT MENJELANG BUKA PUASA
Saat menjelang buka puasa
Aku menjadi si Miskin yang lapar dan letih
Mengharapkan sesuap nasi dan seteguk air
Penghapus lapar dan dahaga sejak pagi
Saat menjelang buka puasa
Terasa benar keadilan-Mu
Menguji kesetiaan dan kejujuran
Insan yang percaya padamu
Saat menjelang buka puasa
Aku berseru dalam hati
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.
(Sumardhi, dkk dalam Depdiknas, 1992)
PROSA
Seperti halnya puisi, prosa juga dikelompokkan ke dalam prosa lama (misalnya dongeng: fabel, mithe, legende/legenda) dan prosa baru (misalnya roman, novel, cerita pendek). Dalam perkembangannya, prosa dalam bentuk karya sastra disebut dengan istilah “cerita rekaan’. Cerita rekaan adalah cerita dalam bentuk prosa, hasil olahan atau rekaan pengarang berdasarkan pandangan/tafsiran serta penilaiannya tentang peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi ataupun yang hanya berlangsung dalam khayalan saja.
Unsur intrinsik cerita rekaan yaitu:
1. tema
2. alur
3. perwatakan
4. latar/setting, dan
5. amanat
Tema adalah ide pokok atau gagasan utama dalam cerita. Alur/plot/jalan cerita adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun secara logis. Perwatakan terdiri atas tokoh/pelaku dan sifat/watak yang melekat padanya. Sifat/watak tokoh dapat dilihat pada kalimat-kalimat yang terdapat dalam cerita, antara laian dapat diketahui dari gambaran tentang lingkungan tokoh, pembicaraan tokoh dengan tokoh lain, perbuatan tokoh, dll. Latar/setting adalah tempat (negara, wilayah/daerah, kota, desa, dll.yang menunjukkan tempat, misalnta di taman, di sudut ruang dsb.) dan waktu peristiwa (jam, jari, bulan, tahum, musim, jaman, dll.yang menunjukkan waktu) yang terjadi dalam cerita. Amanat adalah pesan, nilai, atau hikmah yang terkandung dalam cerita.
DRAMA
Drama adalah pertunjukan yang terdiri atas pemain atau tokoh yang menyajikan cerita di panggung dengan cara mendialogkan rangkaian cerita tersebut secara utuh. Sebelum dipentaskan, para pemain drama dipandu oleh teks/naskah drama. Unsur-unsur intrinsik drama hampir sama dengan unsur intrinsik dalam cerita rekaan, yaitu tema, alur, perwatakan, latar/setting, amanat, dan ditambah satu unsur lagi yaitu dialog. Dialog, yaitu pembicaraan antar tokoh dalam drama. Dalam drama dialog merupakan unsur yang sangat penting karena berkaitan langsung dengan tokoh yang memerankan watak tertentu dalam cerita, yakni tokoh protagonis (tokoh yang baik), tokoh antagonis (tokoh jahat/melawan tokoh protagonis), dan tokoh tritagonis (pihak ketiga/tokoh lain di luar protagonis dan antagonis).
0 Keterampilan Berbahasa (Menyimak, Berbicara, Membaca, Menulis)
By Mudji on
Kata menyimak mempunyai makna yang berkaitan dengan mendengar dan mendengarkan, tetapi ketiganya mempunyai fokus kegiatan yang sangat berbeda. Kegiatan mendengar biasanya terjadi secara kebetulan, tidak direncanakan, tiba-tiba, dan tidak diduga sebelumnya. Apa yang didengar mungkin dapat dimengerti maksudnya, mungkin pula tidak dimengerti maknanya bahkan tidak menjadi perhatian sama sekali. Misalnya: (1) Ketika sedang belajar tiba-tiba Puji mendengar suara “praaaak!!”. Puji hanya menoleh sebentar ke arah datangnya suara lalu kembali belajar lagi. (2) Syaiful sedang mengaji di tengah malam yang sunyi. Sayup-sayup di kejauhan ia mendengar orang berteriak “maling.. maliiing!! Syaiful bangkit dan ikut berbaur dengan masyarakat untuk mengejar pencuri yang berlari di kegelapan malam.
Kegiatan mendengarkan mempunyai taraf lebih tinggi daripada mendengar. Dalam kegiatan mendengarkan sudah terdapat faktor kesengajaan. Faktor pemahaman mungkin sudah ada mungkin juga belum ada karena faktor pemahaman belum menjadi tujuan atau belum menjadi fokus perhatian. Contoh (1) Fauzi sedang sibuk menyelesaikan PR Bahasa Indonesia. Radio yang berada di samping meja belajarnya menyiarkan perkembangan lagu-lagu pop kreatif di Indonesia. Ketika sedang asyik berpikir tentang PR-nya, peyiar radio memutar lagu “Pemuja Rahasia” yang dialunkan oleh Sheila on Seven. Oleh karena lagu tersebut merupakan lagu favorit Fauzi, maka ia berhenti sebentar dalam mengerjakan PR lalu membesarkan volume radio dan mendengarkankan lagu tersebut sampai selesai. (2) Saudah sedang mengetik tugas membuat laporan praktikum Sains di kampus. Di ruang yang sama Makhidah dan Ni’mah sedang berdiskusi tentang film Virgin yang menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Oleh karena tertarik dengan topik diskusi tersebut, akhirnya Saudah ikut mendengarkan diskusi tersebut sebelum menyelesaikan tugasnya.
Kegiatan menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mngidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi makna yang terkandung dalam bahan simakan. Tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan, yang terdapat pada bahan yang disimak. Tujuan lain menyimak misalnya mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta, mendapatkan inspirasi, menghibur diri, meningkatkan kemampuan berbicara, dsb. Selain tujuan tersebut, kegiatan menyimak berperan sebagai landasan belajar berbahasa; penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis; pelancar komunikasi lisan; dan penambah informasi. Contoh; (1) Fiddina Fauzia sedang menyimak
dialog interaktif di TV tentang upaya mengatasi anak yang malas belajar. Dia memperhatikan dengan cermat penjelasan narasumber serta mencatat hal-hal penting yang dipermalahkan. Dia mencermati setiap masalah yang dibicarakan karena acara tersebut dapat menambah wawasannya tentang dunia pendidikan anak. (2) Arief Rakhman menyimak dengan seksama penjelasan Kepala Diknas Kota Malang tentang prospek profesi guru SD di Jawa Timur. Dia catat dengan teliti jumlah kebutuhan guru SD dari tahun ke tahun. Arief Rakhman juga bertanya tentang bagaimana proses pengangkatan guru mulai guru bantu sampai dengan menjadi PNS. Dari penjelasan yang disimaknya akhirnya dia dapat memahami topik yang sedang dibahas dari awal sampai akhir.
Kemampuan memusatkan perhatian merupakan hal yang sangat penting dalam menyimak, baik sebelum, sedang, maupun setelah menyimak. Menurut penelitian, kemampuan seseorang untuk memusatkan perhatian dalam menyimak selalu menurun dari waktu ke waktu. Kemampuan memusatkan perhatian secara penuh hanya berlangsung 15 menit ketika menyimak suatu bahan simakan. Dalam 15 menit berikutnya, kemampuan memusatkan perhatian tinggal setengahnya. Dalam 15 menit bagian ketiga, kemampuan memusatkan perhatian hanya tinggal seperempatnya. Kegiatan menyimak setelah lewat waktu 45 menit kurang baik dilakukan karena pendengar sudah tidak dapat memusatkan perhatian. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara memberikan selingan kegiatan yang menarik sehingga ketika menyimak materi berikutnya para pendengar dapat memusatkan perhatian kembali.
Faktor penentu keberhasilan menyimak ditentukan oleh:
(a) pembicara ( menguasai materi, berbahasa dengan baik dan lancar/sistematis, percaya diri, gaya bicara menarik, kontak dengan pendengar;
(b) pembicaraan ( aktual, bermakna, dalam pusat minat pendengar, tersusun sistematis, taraf kesukaran seimbang dengan pendengar;
(c) situasi ( ruangan memadai, waktu yang tepat, suasana tenang dan menyenangkan, ada peralatan yang mempermudah dan memperjelas hal yang disimak;
(d) penyimak ( kondisi fisik dan mental sehat dan stabil, konsentrasi, mempunyai tujuan, berminat, memiliki kemampuan linguistik dan non-linguistik, mempunyai pengetahuan dan berpengalaman dalam bidang yang disimak.
Ciri-ciri penyimak ideal dapat terangkum sebagai berikut
(1) siap fisik mental,
(2) berkonsentrasi,
(3) bermotivasi,
(4) objektif,
(5) menyeluruh,
(6) menghargai pembicara,
(7) selektif,
(8) sungguh-sungguh,
(9) tak mudah terganggu,
(10) cepat menyesuaikan diri,
(11) kenal arah pembicaraan,
(12) kontak dengan pembicara,
(13) merangkum,
(14) menilai dan menanggapi.
KETERAMPILAN BERBICARA
Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan, ide, gagasan, informasi melalui bahasa lisan. Kegiatan berbicara selalu diikuti dengan kegiatan menyimak. Dengan demikian kegiatan ini melibatkan unsur pembicara dan unsur penyimak. Komunikasi yang baik terjadi apabila penyimak dapat memahami pesan yang disampaikan pembicara. Tujuan kegiatan berbicara antara lain menghibur, menginformasikan, menstimulasi/mendorong, meyakinkan, dan menggerakkan. Kegiatan berbicara akan lebih baik apabila disertai media atau peralatan yang menunjang isi pembicaraan.
Jenis kegiatan berbicara dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu
(1) berbicara informal (percakapan sehari-hari, tukar pengalaman, memberi petunjuk arah, bertelepon, dsb); (2) berbicara formal ( ceramah umum, kuliah, khotbah, pidato, interview, dsb).
Kegiatan berbicara di depan umum perlu memperhatikan:
(1) analisis pendengar (tingkat pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, kelompok umur),
(2) isi dan sistematika pembicaraan (aktual, menarik, bermanfaat),
(3) situasi (waktu dan tempat yang tepat),
(4) media untuk memperjelas materi pembicaraan,
(5) diupayakan pembicara berpenampilan menarik dan meyakinkan.
Faktor yang mempengaruhi efektifitas berbicara tidak ditentukan oleh panjang pendeknya pembicaraan, melainkan ditentukan oleh derajat komunikatif ragam bahasa yang digunakan. Derajat komunikatif adalah tingkat kekomunikatifan atau tingkat pemahaman pendengar terhadap materi yang dibicarakan. Meskipun disampaikan dengan uraian yang panjang, apabila pendengar tidak memahami isi pembicaraan maka kegiatan berbicara tersebut termasuk mempunyai derajat komunikasi yang rendah. Sebaliknya sebuah pembicaraan dengan topik yang sama dan disampaikan dengan uraian tidak terlalu panjang akan mempunyai derajat komunikatif yang tinggi apabila pendengar dapat memahami dengan baik isi pembicaraan yang sedang dibahas.
KETERAMPILAN MEMBACA
Membaca adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan proses pemahaman suatu tulisan, baik dengan cara mengucapkan tulisan tersebut maupun tanpa mengucapkan tulisan tersebut (dalam hati). Peranan yang disumbangkan kegiatan membaca dalam kehidupan sehari-hari antara lain: membantu memecahkan masalah, memperkuat suatu keyakinan, memberikan pengalaman estetis, memperluas wawasan, dsb. Faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan membaca antara lain: tuntutan kebutuhan, rasa persaingan, rasa ingin tahu, dsb. (faktor intern), tersedianya waktu, tersedianya sarana untuk membaca, motivasi orang lain, dsb. (faktor ekstern). Jenis kegiatan membaca antara lain: membaca teknik, membaca dalam hati, membaca bahasa, membaca pustaka, membaca cepat, membaca indah.
(1) Kegiatan membaca teknik/membaca nyaring difokuskan pada ketepatan lafal, intonasi, dan kelancaran dalam membaca dengan cara dilisankan.
(2) Kegiatan membaca dalam hati/membaca pemahaman difokuskan pada ketepatan pemahaman suatu teks dengan cara tanpa melisankan teks yang dibaca. Dalam kegiatan membaca dalam hati diupayakan tidak menggerakkan bibir, menggunakan jari telunjuk atau alat penunjuk yang lain, tanpa gerakan kepala mengikuti arah bacaan, mengangguk, menggeleng, dan gerakan lain yang dapat mengganggu kegiatan membaca dalam hati.
(3) Kegiatan membaca bahasa difokuskan pada ketepatan pemahaman kebahasaan, misalnya tatabahasa, kosa kata, dan ejaan yang dipelajari melalui kegiatan membaca.
(4) Kegiatan membaca pustaka difokuskan pada kegiatan mengkaji bahan bacaan lain yang berada di perpustakaan dengan tujuan memperluas/melengkapi pengetahuan yang dipelajari sebelumnya.
(5) Kegiatan membaca cepat difokuskan pada ketepatan pemahaman suatu teks dengan cara yang cepat/terdapat batasan waktu tertentu. Dalam kegiatan membaca cepat perlu berlatih kecepatan jangkauan pandangan mata ketika membaca.
(6) Kegiatan membaca indah difokuskan pada membaca bersuara yang mengandung nilai estetika sehingga dapat menimbulkan kesan, perasaan, atau emosi tertentu bagi pendengar maupun pembacanya.
KETERAMPILAN MENULIS
Keterampilan menulis adalah kegiatan mengkomunikasikan atau mengungkapkan gagasan, kesan, perasaan secara tertulis menggunakan lambang grafis suatu bahasa. Minat dan kemampuan menulis dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain lingkungan, proses pembelajaran formal, dan bakat alam yang dimiliki seseorang.
Dalam pembelajaran formal, kegiatan menulis dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:
(1) pramenulis (memilih topik, mencari sumber/bahan, membuat organisasi tulisan, dsb;
(2) penulisan draft (menuliskan hal-hal yang telah dilakukan pada tahap pramenulis);
(3) revisi (menambah informasi, mengubah urutan pemikiran, membuang informasi tyang tidak perlu, dan merevisi hal lain setelah mendapat masukan dari orang lain maupun diri sendiri;
(4) editing (memperbaiki tata letak, pilihan kata, memperbaiki kesalahan ejaan, menambah gambar/hiasan/ornamen tertentudsb.;
(5) publikasi (menyampaikan hasil tulisan kepada publik: memajang, mengirimkan ke media massa, membacakan hasil tulisan kepada orang lain, dsb).