Featured

Tampilkan postingan dengan label Materi BI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Materi BI. Tampilkan semua postingan

0 HAKIKAT BAHASA DAN TEORI PEMEROLEHAN BAHASA (Rangkuman)

HAKIKAT BAHASA DAN TEORI PEMEROLEHAN BAHASA

Hakikat  Bahasa
~ Bahasa merupakan alat komunikasi yang memiliki beberapa karakteristik, yaitu: sistemik, manasuka/arbitrer, bunyi ujaran, manusiawi, dan komunikatif.

* Sistemik: 
(a) bahasa diatur oleh sistem bunyi dan sistem makna
(b) bahasa terdiri atas rangkaian bunyi/bunyi bahasa yang mempunyai makna atau arti tertentu.

 Contoh: 
rangkaian bunyi a n m k a :  rangkaian bunyi bahasa yang belum bermakna
rangkaian bunyi m a k a n : rangkaian bunyi bahasa yang bermakna, yaitu bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut, mengunyah, dan menelannya.



(c) penyusunan suatu bahasa harus mengikuti kaidah tertentu ( kaidah tata bahasa kaidah penulisan yang diatur dalam tata ejaan/EYD),       

*Manasuka/arbitrer:
(a) unsur suatu bahasa yang dipilih secara acak tanpa dasar yang pasti oleh masyarakat pemakai bahasa
(b) tidak adanya hubungan yang logis antara bunyi bahasa dengan makna yang disimbolkannya
Contoh: 
 k u r s i mengarah kepada makna tempat untuk duduk, bukan mengarah pada makna lain misalnya  alat untuk makan, dsb.
(c) hubungan antara bunyi bahasa dan maknanya tersebut terserah/tergantung pada masyarakat pemakai bahasa yang bersangkutan.

    * Bunyi ujaran:  berupa ucapan sedangkan media bahasa adalah bunyi-bunyi bahasa secara lisan dan berupa lambang bunyi/tulisan.

* Manusiawi: bahasa menjadi berfungsi selama manusia yang memanfaatkannya, bukan makhluk lain.

* Komunikatif: digunakan untuk berkomunikasi masyarakat pemakai bahasa.

    ~  Hakikat bahasa juga berkaitan dengan fungsi bahasa:

* fungsi informasi

* fungsi ekspresi

* fungsi adaptasi dan integrasi

* fungsi kontrol sosial

 Fungsi informasi: bahasa berfungsi untuk menyampaikan informasi timbal balik antar anggota masyarakat.

Fungsi ekspresi: bahasa berfungsi untuk menyalurkan atau mengungkapkan perasaan, sikap, gagasan, dll.

Fungsi adaptasi dan integrasi: bahasa berfungsi untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat.

Fungsi kontrol sosial: bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
Read more

0 Abstrak, simpulan, resume, dan sinopsis, serta berita dan artikel.

Nih bagi yang bertanya apa bedanya Abstrak, simpulan, resume, dan sinopsis, serta berita dan artikel.
IKHTISAR
    Ikhtisar adalah pemandangan secara ringkas/bagian yang penting-penting saja.
ABSTRAK
    Abstraks adalah ikhtisar, ringkasan, inti dari laporan, penelitian, atau karya ilmiah lainnya.
SIMPULAN
    Simpulan adalah hasil menyimpulkan atau ikhtisar dari suatu uraian. Simpulan juga dapat diartikan sebagai pendapat terahir yang diperoleh berdasarkan uraian sebelumnya.
RESUME
    Resume adalah ikhtisar atau ringkasan suatu teks.
SINOPSIS
    Sinopsis adalah ikhtisar karangan yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar sinopsis tersebut.
BERITA : Berita adalah laporan, pengumuman, atau keterangan mengenai suatu kejadian/peristiwa.
ARTIKEL:     Artikel adalah karya tulis berupa laporan berita, esai, atau bentuk lainnya yang dimuat dalam surat kabar atau majalah.
Read more

0 PENINGKATAN KEBIASAAN MEMBACA DAN MENULIS

PENINGKATAN KEBIASAAN MEMBACA DAN MENULIS


STRATEGI SKIMMING DAN SCANNING

    Dalam memahami informasi buku atau teks bacaan tertentu, ada yang perlu dibaca secara menyeluruh dan ada pula yang haya perlu dibaca bagian-bagian tertyentu saja. Hal tersebut tergantung pada kebutuhan kita terhadap informasi dalam buku atau teks tersebut. Jika kita tidak membutuhkan fakta-fakta atau detailnya maka lompati saja fakta dan detail dalam bacaan atau teks tersebut. Pusatkan perhatian untuk mencari ide pokoknya. Cara membaca yang hanya untuk mengetahui atau mendapatkan ide pokoknya saja disebut skimming. Contoh ide pokok yang ingin diketahui dengan teknik skimming, misalnya ide pokok dalam paragraf, ide pokok dalam sub judul/sub bab, ide pokok dalam keseluruhan teks/wacana, atau suatu buku.
Sebaliknya jika kita hanya membutuhkan fakta atau informasi tertentu saja, atau data tertentu, kita perlu melompati yang lainnya, dan langsung saja  menuju hal atau data tertentu yang kita cari dalam buku/teks bacaan. Teknik membaca dengan cara melompat untuk langsung ke sasaran data yang kita cari disebut scanning. Contoh data yang ingin diketahui dengan cara scanning misalnya data tempat, nomor telepon, angka,  tahun, hari, acara tertentu nama orang, acara/peristiwa tertentu,   kata dalam kamus, nama tokoh/latar/ dalam fiksi, dll.
Read more

0 Hakikat Puisi, Prosa, dan Drama

PUISI
    Dalam perkembangannya, puisi Indonesia dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu puisi lama (sebelum abad ke-20) dan puisi baru (setelah abad ke-20). Kelompok puisi lama antara lain pantun, syair, gurindam. Pantun adalah jenis puisi lama yang digunakan sebagai tanya jawab antara dua orang, misalnya antara pemuda dan gadis, atau bagian dari ungkapan perasaan yang dinyanyikan. Pantun terdiri atas 4 baris dalam satu bait. Tiap bait terdiri 2 baris sampiran dan 2 baris isi. Bersajak a b  a b. Contoh:
    Bunga dahlia, bunga sepatu
            Bunga kenanga di tepi jalan
            Kalau punya kawan baru
            Sahabat lama jangan dilupakan




    Daripada membeli sandal
    Lebih baik membeli roti
    Daripada jadi anak berandal
    Lebih baik menjadi santri
         
Syair adalah puisi lama yang terdiri atas 4 baris dalam satu bait. Syair bersajak sama a a a a, tidak terdiri atas sampiran dan isi/semuanya isi. Syair biasanya digunakan untuk bercerita. Contoh:
            Nun jauh di tepi desa
            Di sana tinggallah seorang dara
            Wajahnya jantik jelita
            Sungguh elok dipandang mata

Gurindam adalah puisi lama yang terdiri atas 2 baris dalam satu bait. Gurindam biasanya berisi nasihat atau suatu kebenaran. Hubungan baris pertama dan kedua adalah sebagai anak kalimat dan induk kalimat, atau baris kedua merupakan jawaban atau akibat dari baris pertama. Contoh:
    Kalau kau banyak berdusta,
    Kelak hidupmu akan sengsara.

    Jika kau banyak bersedekah
    Hidupmu akan mendapat berkah
Setelah abad ke-20, perkembangan puisi Indonesia mengarah pada kebebasan mengekspresikan puisi dalam bentuk baru yang tidak terlalu terikat pada aturan bait, sajak, jumlah baris seperti yang terdapat pada puisi lama. Contoh:
        

SAAT MENJELANG BUKA PUASA   
Saat menjelang buka puasa
Aku menjadi si Miskin yang lapar dan letih
Mengharapkan sesuap nasi dan seteguk air
Penghapus lapar dan dahaga sejak pagi

Saat menjelang buka puasa
Terasa benar keadilan-Mu


Menguji kesetiaan dan kejujuran
Insan yang percaya padamu

Saat menjelang buka puasa
 Aku berseru dalam hati
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

                    (Sumardhi, dkk dalam Depdiknas, 1992) 
   
PROSA
    Seperti halnya puisi, prosa juga dikelompokkan ke dalam prosa lama (misalnya dongeng: fabel, mithe, legende/legenda) dan prosa baru (misalnya roman, novel, cerita pendek). Dalam perkembangannya, prosa dalam bentuk karya sastra disebut dengan istilah “cerita rekaan’. Cerita rekaan adalah cerita dalam bentuk prosa, hasil olahan atau rekaan pengarang berdasarkan pandangan/tafsiran serta penilaiannya tentang peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi ataupun yang hanya berlangsung dalam khayalan saja.
Unsur intrinsik cerita rekaan yaitu:
1.    tema                                                
2.     alur
3.    perwatakan
4.    latar/setting, dan
5. amanat
Tema adalah ide pokok atau gagasan utama dalam cerita. Alur/plot/jalan cerita adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun secara logis. Perwatakan terdiri atas tokoh/pelaku dan sifat/watak yang melekat padanya. Sifat/watak tokoh dapat dilihat pada kalimat-kalimat yang terdapat dalam cerita, antara laian dapat diketahui dari gambaran tentang lingkungan tokoh, pembicaraan tokoh dengan tokoh lain, perbuatan tokoh, dll. Latar/setting adalah tempat (negara, wilayah/daerah, kota, desa, dll.yang menunjukkan tempat, misalnta di taman, di sudut ruang dsb.) dan waktu peristiwa (jam, jari, bulan, tahum, musim, jaman, dll.yang menunjukkan waktu) yang terjadi dalam cerita. Amanat adalah pesan, nilai,  atau hikmah yang terkandung dalam cerita.

DRAMA
    Drama adalah pertunjukan yang terdiri atas pemain atau tokoh yang menyajikan cerita di panggung dengan cara mendialogkan rangkaian cerita tersebut secara utuh. Sebelum dipentaskan, para pemain drama dipandu oleh teks/naskah drama. Unsur-unsur intrinsik drama hampir sama dengan unsur intrinsik dalam cerita rekaan, yaitu tema, alur, perwatakan, latar/setting, amanat, dan ditambah satu unsur lagi yaitu dialog. Dialog, yaitu pembicaraan antar tokoh dalam drama. Dalam drama dialog merupakan unsur yang sangat penting karena berkaitan langsung dengan tokoh yang memerankan watak tertentu dalam cerita, yakni tokoh protagonis (tokoh yang baik), tokoh antagonis (tokoh jahat/melawan tokoh protagonis), dan tokoh tritagonis (pihak ketiga/tokoh lain di luar protagonis dan antagonis).
Read more

0 Keterampilan Berbahasa (Menyimak, Berbicara, Membaca, Menulis)

KETERAMPILAN MENYIMAK

    Kata menyimak mempunyai makna yang berkaitan dengan mendengar dan mendengarkan, tetapi ketiganya mempunyai fokus kegiatan yang sangat berbeda. Kegiatan mendengar biasanya terjadi secara kebetulan, tidak direncanakan, tiba-tiba, dan tidak diduga sebelumnya. Apa yang didengar mungkin dapat dimengerti maksudnya, mungkin pula tidak dimengerti maknanya bahkan tidak menjadi perhatian sama sekali. Misalnya: (1) Ketika sedang belajar tiba-tiba Puji mendengar suara “praaaak!!”. Puji hanya menoleh sebentar ke arah datangnya suara lalu kembali belajar lagi. (2) Syaiful sedang mengaji di tengah malam yang sunyi. Sayup-sayup di kejauhan ia mendengar orang berteriak “maling.. maliiing!! Syaiful bangkit dan ikut berbaur dengan masyarakat untuk mengejar pencuri yang berlari di kegelapan malam.
    Kegiatan mendengarkan mempunyai taraf lebih tinggi daripada mendengar. Dalam kegiatan mendengarkan sudah terdapat faktor kesengajaan. Faktor pemahaman mungkin sudah ada mungkin juga belum ada karena faktor pemahaman belum menjadi tujuan atau belum menjadi fokus perhatian. Contoh (1)  Fauzi sedang sibuk menyelesaikan PR Bahasa Indonesia. Radio yang berada di samping meja belajarnya menyiarkan perkembangan lagu-lagu pop kreatif di Indonesia. Ketika sedang asyik berpikir tentang PR-nya, peyiar radio memutar lagu “Pemuja Rahasia” yang dialunkan oleh Sheila on Seven. Oleh karena lagu tersebut merupakan lagu favorit Fauzi, maka ia berhenti sebentar dalam mengerjakan PR lalu membesarkan volume radio dan mendengarkankan lagu tersebut sampai selesai. (2) Saudah sedang mengetik tugas membuat laporan praktikum Sains di kampus. Di ruang yang sama Makhidah dan Ni’mah sedang berdiskusi tentang film Virgin yang menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Oleh karena tertarik dengan topik diskusi tersebut, akhirnya Saudah ikut mendengarkan diskusi tersebut sebelum menyelesaikan tugasnya.

    Kegiatan menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mngidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi makna yang terkandung dalam bahan simakan. Tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan, yang terdapat pada bahan yang disimak. Tujuan lain menyimak misalnya mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta, mendapatkan inspirasi, menghibur diri, meningkatkan kemampuan berbicara, dsb. Selain tujuan tersebut, kegiatan menyimak berperan sebagai landasan belajar berbahasa; penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis; pelancar komunikasi lisan; dan penambah informasi. Contoh; (1) Fiddina Fauzia sedang menyimak
dialog interaktif di TV tentang upaya mengatasi anak yang malas belajar. Dia memperhatikan dengan cermat penjelasan narasumber serta mencatat hal-hal penting yang dipermalahkan. Dia mencermati setiap masalah yang dibicarakan karena acara tersebut dapat menambah wawasannya tentang dunia pendidikan anak. (2) Arief Rakhman menyimak dengan seksama penjelasan Kepala Diknas Kota Malang tentang prospek profesi guru SD di Jawa Timur. Dia catat dengan teliti jumlah kebutuhan guru SD dari tahun ke tahun. Arief Rakhman juga bertanya tentang bagaimana proses pengangkatan guru mulai guru bantu sampai dengan menjadi PNS. Dari penjelasan yang disimaknya akhirnya dia dapat memahami topik yang sedang dibahas dari awal sampai akhir.
    Kemampuan memusatkan perhatian merupakan hal yang sangat penting dalam menyimak, baik sebelum, sedang, maupun setelah menyimak. Menurut penelitian, kemampuan seseorang untuk memusatkan perhatian dalam menyimak selalu menurun dari waktu ke waktu. Kemampuan memusatkan perhatian secara penuh hanya berlangsung 15 menit  ketika menyimak suatu bahan simakan. Dalam 15 menit berikutnya, kemampuan memusatkan perhatian tinggal setengahnya. Dalam 15 menit bagian ketiga, kemampuan memusatkan perhatian hanya tinggal seperempatnya. Kegiatan menyimak setelah lewat waktu 45 menit kurang baik dilakukan karena pendengar sudah tidak dapat memusatkan perhatian. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara memberikan selingan kegiatan yang menarik sehingga ketika menyimak materi berikutnya para pendengar dapat memusatkan perhatian kembali.
    Faktor penentu keberhasilan menyimak ditentukan oleh:
 (a) pembicara ( menguasai materi, berbahasa dengan baik dan lancar/sistematis, percaya diri, gaya bicara menarik, kontak dengan pendengar;
(b) pembicaraan ( aktual, bermakna, dalam pusat minat pendengar, tersusun sistematis, taraf kesukaran seimbang dengan pendengar;
(c) situasi ( ruangan memadai, waktu yang tepat, suasana tenang dan menyenangkan, ada peralatan yang mempermudah dan memperjelas hal yang disimak;
(d) penyimak ( kondisi fisik dan mental sehat dan stabil, konsentrasi, mempunyai tujuan, berminat, memiliki kemampuan linguistik dan non-linguistik, mempunyai pengetahuan dan berpengalaman dalam bidang yang disimak.

    Ciri-ciri penyimak ideal dapat terangkum sebagai berikut
 (1) siap fisik mental,
(2) berkonsentrasi,
(3) bermotivasi,
(4) objektif,
(5) menyeluruh,
(6) menghargai pembicara,
(7) selektif,
(8) sungguh-sungguh,
(9) tak mudah terganggu,
(10) cepat menyesuaikan diri,
(11) kenal arah pembicaraan,
(12) kontak dengan pembicara,
(13) merangkum,
(14) menilai dan menanggapi.     
KETERAMPILAN BERBICARA
    Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan, ide, gagasan, informasi melalui bahasa lisan. Kegiatan berbicara selalu diikuti dengan kegiatan menyimak. Dengan demikian kegiatan ini melibatkan unsur pembicara dan unsur penyimak. Komunikasi yang baik terjadi apabila penyimak dapat memahami pesan yang disampaikan pembicara. Tujuan kegiatan berbicara antara lain menghibur, menginformasikan, menstimulasi/mendorong, meyakinkan, dan menggerakkan. Kegiatan berbicara akan lebih baik apabila disertai media atau peralatan yang menunjang isi pembicaraan.
    Jenis kegiatan berbicara dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu
(1) berbicara informal (percakapan sehari-hari, tukar pengalaman, memberi petunjuk arah, bertelepon, dsb); (2) berbicara formal ( ceramah umum, kuliah, khotbah, pidato, interview, dsb).
 Kegiatan berbicara di depan umum perlu memperhatikan:
(1) analisis pendengar (tingkat pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, kelompok umur),
(2) isi dan sistematika pembicaraan (aktual, menarik, bermanfaat),
(3) situasi (waktu dan tempat yang tepat),
(4) media untuk memperjelas materi pembicaraan,
(5) diupayakan pembicara berpenampilan menarik dan meyakinkan.
Faktor yang mempengaruhi efektifitas berbicara tidak ditentukan oleh panjang pendeknya pembicaraan, melainkan ditentukan oleh derajat komunikatif ragam bahasa yang digunakan. Derajat komunikatif adalah tingkat kekomunikatifan atau tingkat pemahaman pendengar terhadap materi yang dibicarakan. Meskipun disampaikan dengan uraian yang panjang, apabila pendengar tidak memahami isi pembicaraan maka kegiatan berbicara tersebut termasuk mempunyai derajat komunikasi yang rendah. Sebaliknya sebuah pembicaraan dengan topik yang sama dan disampaikan dengan uraian tidak terlalu panjang akan mempunyai derajat komunikatif yang tinggi apabila pendengar dapat memahami dengan baik isi pembicaraan yang sedang dibahas. 
KETERAMPILAN MEMBACA
    Membaca adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan proses pemahaman suatu tulisan, baik dengan cara mengucapkan tulisan tersebut maupun tanpa mengucapkan tulisan tersebut (dalam hati). Peranan yang disumbangkan kegiatan membaca dalam kehidupan sehari-hari antara lain: membantu memecahkan masalah, memperkuat suatu keyakinan, memberikan pengalaman estetis, memperluas wawasan, dsb. Faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan membaca antara lain: tuntutan kebutuhan, rasa persaingan, rasa ingin tahu, dsb. (faktor intern), tersedianya waktu, tersedianya sarana untuk membaca, motivasi orang lain, dsb. (faktor ekstern). Jenis kegiatan membaca antara lain: membaca teknik, membaca dalam hati, membaca bahasa, membaca pustaka, membaca cepat, membaca indah.
(1) Kegiatan membaca teknik/membaca nyaring difokuskan pada ketepatan lafal, intonasi, dan kelancaran dalam membaca dengan cara dilisankan. 
(2) Kegiatan membaca dalam hati/membaca pemahaman difokuskan pada ketepatan pemahaman suatu teks dengan cara tanpa melisankan teks yang dibaca. Dalam kegiatan membaca dalam hati diupayakan tidak menggerakkan bibir, menggunakan jari telunjuk atau alat penunjuk yang lain, tanpa gerakan kepala mengikuti arah bacaan, mengangguk, menggeleng, dan gerakan lain yang dapat mengganggu kegiatan membaca dalam hati.
(3) Kegiatan membaca bahasa difokuskan pada ketepatan pemahaman kebahasaan, misalnya tatabahasa, kosa kata, dan ejaan yang dipelajari melalui kegiatan membaca. 
(4) Kegiatan membaca pustaka difokuskan pada kegiatan mengkaji bahan bacaan lain yang berada di perpustakaan dengan tujuan memperluas/melengkapi pengetahuan yang dipelajari sebelumnya.
 (5) Kegiatan membaca cepat difokuskan pada ketepatan pemahaman suatu teks dengan cara yang cepat/terdapat batasan waktu tertentu. Dalam kegiatan membaca cepat perlu berlatih kecepatan jangkauan pandangan mata ketika membaca.
(6) Kegiatan membaca indah difokuskan pada membaca bersuara yang mengandung nilai estetika sehingga dapat menimbulkan kesan, perasaan, atau emosi tertentu bagi pendengar maupun pembacanya. 

KETERAMPILAN MENULIS
    Keterampilan menulis adalah kegiatan mengkomunikasikan atau mengungkapkan gagasan, kesan, perasaan secara tertulis menggunakan lambang grafis suatu bahasa. Minat dan kemampuan menulis dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain lingkungan,  proses pembelajaran formal, dan bakat alam yang dimiliki seseorang.
    Dalam pembelajaran formal, kegiatan menulis dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:
 (1) pramenulis (memilih topik, mencari sumber/bahan, membuat organisasi tulisan, dsb;
 (2) penulisan draft (menuliskan hal-hal yang telah dilakukan pada tahap pramenulis);
 (3) revisi (menambah informasi, mengubah urutan pemikiran, membuang informasi tyang tidak perlu, dan merevisi hal lain setelah mendapat masukan dari orang lain maupun diri sendiri;
(4) editing (memperbaiki tata letak, pilihan kata, memperbaiki kesalahan ejaan, menambah gambar/hiasan/ornamen tertentudsb.;
(5) publikasi (menyampaikan hasil tulisan kepada publik: memajang, mengirimkan ke media massa, membacakan hasil tulisan kepada orang lain, dsb).
Read more

0 TATATINGKAT UNIT BAHASA

   TATATINGKAT UNIT BAHASA

1.    Fon dan Fonem dalam Bahasa Indonesia
Fon adalah bunyi bahasa yang terdiri atas bunyi vokal dan bunyi konsonan. Simbol atau lambang bunyi bahasa adalah huruf. Dalam Bahasa Indonesia terdapat 26 huruf dimulai dengan huruf a s.d. huruf z. Fonem adalah satuan kebahasaan terkecil yang membedakan makna atau bunyi bahasa yang membedakan arti. Contoh: (1) batu-ratu : /b/ dan /r/ merupakan fonem karena dapat membedakan arti atau makna kata. (2) nyata-mata: /ny/ dan /m/ merupakan fonem karena dapat membedakan arti atau makna kata. (3) padu-padi: /u/ dan /i/ merupakan fonem karena dapat membedakan arti atau makna kata. (4) cukur-syukur: /c/ dan /sy/ merupakan fonem karena dapat membedakan arti atau makna kata.(5) kilo-kilau: /o/ dan /au/  merupakan fonem karena dapat membedakan arti atau makna kata.Contoh lain untuk mengetahui perbedaan huruf-fonem dapat dicermati berikut ini. Kata bersyukur, terdiri atas 3 suku kata yaitu ber-syu-kur; terdiri atas 9 huruf yaitu b-e-r-s-y-u-k-u-r; terdiri atas 8 fonem yaitu b-e-r-sy-u-k-u-r.


2.    Suku Kata, Kata dan Morfem dalam Bahasa Indonesia
Kelompok fonem atau fonem yang merupakan unsur sebuah kata disebut suku kata. Contoh:
a-ku (2 suku kata), pra-sya-rat (3 suku kata), ter-struk-tur (3 suku kata). Dalam Bahasa Indonesia terdapat kata dasar yang bersuku satu (misalnya: cat); kata dasar yang bersuku dua (misalnya: tidur); kata dasar yang bersuku tiga (misalnya: puasa ); kata dasar yang bersuku empat (misalnya: masyarakat); kata dasar yang bersuku lima (misalnya: administrasi).
    Kata merupakan satuan terkecil bahasa yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Kata juga dapat diartikan satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri. Contoh: dan, makan, berjuang, harapan, dsb.  Morfem adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna. Morfem tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil. Morfem terdiri atas morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas berupa kata dasar (misalnya main, duduk, bangun), sedangkan morfem terikat berupa imbuhan (afiks) yakni awalan/prefiks, sisipan/infiks, akhiran/sufiks, dan imbuhan gabungan (konfiks). Contoh imbuhan antara lain: ber, an, ke-an, per-an). Imbuhan yang berupa sisipan (el, er, em) pada saat ini jarang digunakan dalam pembentukan kata karena kata-kata yang sebenarnya mengandung imbuhan sisipan kadang-kadang diperlakukan sebagai sebagai kata dasar (misalnya telunjuk, gemetar, gerigi).   Contoh lain untuk mengetahui perbedaan kata-morfem dapat dicermati berikut ini. Berjuang terdiri atas 1 kata (berjuang) dan 2 morfem (ber-juang). Pertanian terdiri atas 1 kata (pertanian) dan 2 moefem (tani dan per-an). Minum terdiri atas 1 kata (minum) dan 1 morfem (minum).

Bagan buhungan kata dengan morfem:

menunjukkan                               berlarian                                  perjuangan
              tunjukkan                  berlari                                        per-an           juang
me        tunjuk       kan             ber    lari     an
             

 3 morfem                                3 morfem                                     2 morfem        
3. Kalimat: Kalimat sederhana, Kalimat Luas, Kalimat Tunggal, dan Kalimat Majemuk
    Kalimat adalah bagian terkecil dari ujaran atau teks yang mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dalam wujud lisan, kalimat selalu disertai dengan nada tertentu, diselingi jeda, dan diakhiri dengan intonasi final/selesai. Contoh: Semua pegunungan di Pulau Sumatra, misalnya Pegunungan Bukit Barisan, sudah pernah dikunjunginya. Kalimat sederhana adalah kalimat yang strukturnya menjadi dasar struktur kalimat suatu bahasa. Kalimat sederhana berpola SP, SPO. SPK, SPOK. Kalimat luas adalah kalimat sederhana yang diperluas atau merupakan perluasan dari kalimat sederhana. Apabila perluasannya tidak melampaui batas fungsi S dan P maka kalimat tersebut disebut kalimat tunggal. Apabila perluasannya melebihi batas fungsi S, P, atau S dan P maka kalimat tersebut disebut kalimat majemuk.
Bagan Hubungan Kalimat:

                                       Kalimat Sederhana:        Kalimat Tunggal  

Kalimat                                                             
                                                                              Kalimat Tunggal
                                      Kalimat Luas      
                                                                             Kalimat Majemuk
_________________________________________________________________
No.   Kalimat Sederhana                            Kalimat Luas
____________________________________________________________________
1       Merpati itu terbang.                          Merpati putih itu telah terbang sangat tinggi
                                                                   di angkasa. (T)
                                                                   Merpati itu terbang ketika Henry akan
                                                                   menangkapnya. (M)
2.      Ulfa mengambil uang di ATM          Ulfa yang manis itu, mengambil uang  1
                                                                     juta di ATM (T)
                                                                    Setiap akan membeli buku, Ulfa
                                                                     mengambil uang 1 juta
                                                                    di ATM. (M)
                                                                    Ulfa mengambil uang di ATM sedangkan
                                                                     Kiki mengambil uang di Bank BRI. (M)
_____________________________________________________________________

4.    Wacana
Wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam wujud lisan dapat berupa tuturan dan dalam wujud tulisan berupa teks, baik teks karya sastra, karya ilmiah, maupun jenis teks lainnya. Selain itu wacana dapat pula diartikan sebagai komunikasi pikiran atau gagasan melalui bahasa, dalam wujud lisan dapat berupa percakapan dan tuturan (ceramah, kuliah, khotbah, dll), dan dalam wujud tulisan dapat berupa karangan ilmiah (skripsi, laporan penelitian, jurnal ilmiah, dsb).
    Ditinjau dari  isinya, wacana dapat dibedakan dalam 5 jenis, yaitu
1.    Wacana narasi
2.    Wacana deskripsi
3.    Wacana eksposisi
4.    Wacana argumentasi
5.    Wacana persuasi
Wacana narasi adalah rangkaian tuturan yang menceritakan atau menyajikan suatu hal kejadian dalam bentuk cerita.
Contoh:
    Tia tidak mengerti, kenapa Tio, saudara kembarnya itu, begitu sinis menerima kado ulang tahun pemberian Paman Juki. Menurut Tio, segala sesuatu yang merupakan pemberian dari orang miskin seperti Paman Juki, akan membawa sial baginya. Tia juga tidak mengerti, kenapa Tio begitu angkuh. Padahal Paman Juki telah bermaksud baik padanya. Tia bisa mengerti Paman Juki tidak mempunyai uang yang cukup untuk membelikan kado buat mereka berdua sekaligus. Jadi, Paman Juki hanya membelikan sebuah topi sebagai kado buat mereka berdua.
    “Khusus untuk Tia, kado dari Paman ditunda sampai tahun depan, ya,” ujar Paman Juki berjanji. Tia lalu tersenyum.
    “Ah, Paman Juki nggak usah repot-repot. Tia kan sudah gede, masak masih diberi kado segala. Kehadiran Paman di ultah Tia saja sudah menyenangkan kok!” ujar Tia tulus (Majalah Mentari, edisi 28 Des 2003-3 Jan 2004).

    Wacana deskripsi merupakan rangakaian tuturan yang menggambarkan sesuatu atau melukiskan sesuatu. Melalui wacana deskripsi, pembaca seolah-olah dapat melihat, merasakan, atau mengalami sendiri seperti hal atau sesuatu yang dideskripsikan.
Contoh:
    Kebun di samping rumah itu cukup luas, kira-kira berukuran 200 meter persegi. Di kebun tersebut terdapat banyak tanaman. Beraneka macam buah di tanam di kebun tersebut. Ada durian yang di tanam di sudut belakang kebun, ada jambu air dengan buah yang cukup lebat. Sirsat, srikaya, belimbing, mangga, rambutan, dan berbagai jenis buah juha di tanam dengan rapi di kebun itu. Selain buah-buahan, di pinggir seputas kebun ditanami dengan aneka sayuran. Ada bayam, kangkung, kacang panjang, kecipir, serta aneka sayur lainnya. Kebun di samping rumah tersebut benar-benar asri dengan berbagai tanaman buah dan sayuran.
    Wacana Eksposisi merupakan tuturan yang bersifat memaparkan, menjelaskan,  menerangkan, atau menguraiakan proses terjadinya sesuatu.
Contoh:
    Baru-baru ini, para ahli purbakala menemukan sebuah jaring laba-laba kuno di Timur Tengah. Menurut penelitian, jaring laba-laba yang tersimpan dalam batu ambar
Tersebut berusia sekitar 120 juta tahun. Batu ambar dulunya berasal dari getah pepohonan. Setelah berusia jutaan tahun, getah tersebut mengeras seperti batu. Karena getah tersebut berwarna bening, maka bagian tengah batu ambar pun terlihat dengan jelas. Biasanya batu ini berisi berbagai hewan kecil pada jaman purba, seperti serabngga dan laba-laba. Karena sangat keras, maka isi di dalamnya pun tersimpan dengan aman selama jutaan tahun.
    Wacana argumentasi adalah tuturan yang mengemukakan gagasan, ide, pendapat disertai dengan alasan atau bukti yang mendukung gagasan, ide, pendapat tersebut.
Contoh:
    Menurut pendapat para dokter ahli kandungan, wanita yang hamil pada usia reproduksi terlalu muda atau berumur kurang dari 20 tahun dapat meningkatkan resiko kematian. Demikian pula kehamilan pada usia reproduksi lebih dari 35 tahun juga dapat meningkatkan resiko kematian. Berdasarkan bukti penelitian, kehamilan yang terjadi pada kedua jenjang usia reproduksi tersebut dapat mengakibatkan pendarahan hebat. Selain itu kekurangan darah juga sering dialami oleh ibu-ibu hamil yang berada pada kedua jenjang usiana tersebut. Dengan demikian hamil pada kedua jenjang usia tersebut dapat meningkatkan resiko kematian.

    Wacana persuasi adalah wacana yang disusun dengan tujuan mendorong, membujuk, menghimbau, agar seseorang melakukan seperti apa yang diharapkan penulis persuasi. Sebenarnya wacana ini mirip wacana argumentasi yang berisi pendapat atau gagasan, tetapi wacana ini disertai dengan himbauan atau ajakan agar pembaca mengikuti pendapat tersebut.
Contoh:
    Menurut pendapat para dokter ahli kandungan, wanita yang hamil pada usia reproduksi terlalu muda atau berumur kurang dari 20 tahun dapat meningkatkan resiko kematian. Demikian pula kehamilan pada usia reproduksi lebih dari 35 tahun juga dapat meningkatkan resiko kematian. Berdasarkan bukti penelitian, kehamilan yang terjadi pada kedua jenjang usia reproduksi tersebut dapat mengakibatkan pendarahan hebat. Selain itu kekurangan darah juga sering dialami oleh ibu-ibu hamil yang berada pada kedua jenjang usiana tersebut. Dengan demikian hamil pada kedua jenjang usia tersebut dapat meningkatkan resiko kematian. Oleh karena itu para wanita jangan menikah di usia dini dan juga tidak terlalu tua. Apabila menikah pada usia tersebut maka kehamilan dapat terjadi dan sama artinya dengan menanggung resiko kematian.
Read more

0 2.1 POKOK-POKOK ISI EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

2.1 POKOK-POKOK ISI EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)
I.    Pemakaian Huruf
a.  Abjad: ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ  abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
b. Huruf Vokal: a i u e o
c.    Huruf Diftong: ai, au, oi
d. Huruf Konsonan: bcdfghjklmnpqrstvwxyz
e  Huruf konsonan rangkap: kh, ng, ny, sy
f. Persukuan:
      Pola umum= (1) V, (2) VK, (3) KV, (4) KVK
      Pola lain= (1) KKV, (2) KKVK, (3) VKK, (4) KVKK, (5) KKVKK, (6) KKKV, (7) KKKVK
Contoh: s t r a – t e – g i                         a n g  – k a                  d a – m ai      m i – n u m – a n
  KKVK-KV- KV                         VK  -  KV                   KV-KV        KV -  KVK - VK

II.    Penulisan huruf
 Penulisan huruf besar atau huruf kapital digunakan untuk: huruf pertama kata awal kalimat; huruf pertama prtikan langsung; huruf pertama ungkapan keagamaan, kitab suci, nama Tuhan termasuk kata gantinya; huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang; huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang; huruf pertama nama orang; huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa; huruf pertama nama hari, bulan, tahun, hari raya, dan peristiwa sejarah; huruf pertama nama khas dalam geografi, huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi; huruf pertama semua kata untuk nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali partikel seperti di, ke, dari, dengan, yang, untuk, dll yang tidak berada pada posisi awal;  menulis singkatan nama, gelar, dan sapaan; huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan.

III.    Penulisan kata: kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, kata depan, partikel, angka dan lambang bilangan.

IV.    Tanda baca: tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda tanya, tanda seru, tanda kurung, tanda hubung, tanda petik ganda, tanda pisah, tanda petik tunggal, dan tanda baca lainnya.
V.    Penyesuaian ejaan kata serapan dari bahasa asing, misalnya: verticaal menjadi vertikal, description menjadi deskripsi, succes menjadi sukses, executive menjadi eksekutif, dll.
Read more

5 1. HAKIKAT BAHASA DAN TEORI PEMEROLEHAN BAHASA

1. HAKIKAT BAHASA DAN TEORI PEMEROLEHAN BAHASA

1.1 Hakikat  Bahasa
        Pada hakikatnya bahasa merupakan alat komunikasi yang memiliki beberapa karakteristik, yaitu: sistemik, manasuka/arbitrer, bunyi ujaran, manusiawi, dan komunikatif. Bahasa bersifat sistemik karena bahasa diatur oleh sistem bunyi dan sistem makna. Bahasa terdiri atas rangkaian bunyi/bunyi bahasa yang mempunyai makna atau arti tertentu. Misalnya, rangkaian bunyi a n m k a adalah rangkaian bunyi bahasa yang belum bermakna, sedangkan rangkaian bunyi m a k a n merupakan rangkaian bunyi bahasa yang bermakna, yaitu bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut, mengunyah, dan menelannya. Selain itu bahasa bersifat sistemik karena penyusunan suatu bahasa harus mengikuti kaidah tertentu. Misalnya, kaidah dalam bahasa Indonesia diatur dalam tata bahasa Indonesia yang terdiri atas tatabunyi/fonologi, tatabentuk kata/morfologi, tatakalimat/sintaksis, dan tatamakna/semantik. Kaidah lain, misalnya kaidah penulisan yang diatur dalam tataejaan yang tertuang dalam buku Ejaan Yang Disempurnakan.

        Suatu bahasa juga bersifat manasuka/arbitrer, artinya unsur suatu bahasa yang dipilih secara acak tanpa dasar yang pasti oleh masyarakat pemakai bahasa. Maksud dari pernyataan tersebut adalah tidak adanya hubungan yang logis antara bunyi bahasa dengan makna yang disimbolkannya. Misalnya, kenapa bunyi k u r s i mengarah kepada makna tempat untuk duduk, bukan mengarah pada makna lain alat untuk menulis, dsb. Hubungan antara bunyi bahasa dan maknanya tersebut terserah/tergantung pada masyarakat pemakai bahasa yang bersangkutan.
        Bahasa berupa bunyi ujaran, artinya berupa ucapan sedangkan media bahasa adalah bunyi-bunyi bahasa secara lisan dan berupa lambang bunyi/tulisan. Bahasa bersifat manusiawi, artinya bahasa menjadi berfungsi selama manusia yang memanfaatkannya, bukan makhluk lain. Ada binatang tertentu yang dapat berbahasa seperti manusia, misalnya burung beo. Namun binatang tersebut hanya dapat mengucapkan kosa kata tertentu dan kosa katanya tidak dapat berkembang. Bahasa bersifat komunikatif karena digunakan untuk berkomunikasi masyarakat pemakai bahasa.
        Selain berkaitan dengan pengertian, hakikat bahasa juga berkaitan dengan fungsi bahasa. Fungsi bahasa  di antaranya, fungsi informasi, fungsi ekspresi, fungsi adaptasi dan integrasi, serta fungsi kontrol sosial. Fungsi informasi, artinya bahasa berfungsi untuk menyampaikan informasi timbal balik antar anggota masyarakat. Fungsi ekspresi, artinya bahasa berfungsi untuk menyalurkan atau mengungkapkan perasaan, sikap, gagasan, dll. Fungsi adaptasi dan integrasi, artinya bahasa berfungsi untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat. Fungsi kontrol sosial, artinya bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. 

1.2 Pemerolehan Bahasa
a. Hakikat Perkembangan Bahasa Anak
    Pada hakikatnya, bahasa anak berkembang sejalan dengan perkembangan biologisnya, baik secara fisik maupun psikis. Bahasa anak berkembang secara bertahap sesuai dengan perkembangan bahasa dan pikiran anak. Anak memperoleh bahasa melalui segala sesuatu yang didengar, dilihat, diraba, dirasakan, dan melalui indra penciuman.
b. Peranan Bahasa dalam Perkembangan Pikiran anak
    Menurut Piaget, pikiran anak berkembang melalui jenjang/periode sesuai dengan tingkat kematangan anak secara keseluruhan dan interaksinya dengan lingkungan. Terdapat dua jenis proses dalam berinteraksi dengan lingkungan, yaitu proses penyesuaian/adaptasi dan pengorganisasian. Proses penyesuaian terdiri atas proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi artinya anak mengenali dan memahami objek-objek dalam lingkungannya sesuai dengan pola pikiran yang telah ada. Akomodasi yaitu terjadinya penyesuaian antara pemahaman suatu objek dalam pola pikiran anak sesuai dengan tuntutan lingkungan. Pengorganisasian yaitu proses interaksi dengan lingkungan melalui hal-hal yang bersifat refleks kemudian berkembang menjadi kata dan kalimat yang terkoordinasi.
    Piaget berpendapat bahwa pikiran yang dimiliki anak/kemampuan berpikir dapat mendorong perkembangan bahasa. Menurut Vigotsky, bahasa orang dewasa sangat berpengaruh pada perkembangan bahasa dan pikiran anak. Bahasa yang dimiliki anak dapat mendorong perkembangan pikiran anak. Pendapat lain berkaitan tentang bahasa dan pikiran dikemukakan oleh J.S. Bruner. Bruner berpendapat bahwa (1) bahasa merupakan pendorong perkembangan pikiran.
(2) pikiran dapat berkembang bila sebelumnya mendapat pengalaman-pengalaman dari lingkungan.
(3)  perkembangan bahasa dan pikiran saling mendukung.

c. Aspek Bahasa yang Berperan dalam Perkembangan Pikiran Anak
    Aspek bahasa yang berperan dalam perkembnagan pikiran anak adalah aspek kelambangan, aspek kategorisasi, dan dan aspek proposisi.
(1) Aspek Kelambangan
    Bahasa adalah lambang bunyi yang bersistem yang dapat diubah menjadi huruf-huruf/lambang tulisan dan mengandung makna/arti. Aspek kelambangan iinilah yang memungkinkan anak dapat berpikir secara abstrak.
(2) Aspek Kategorisasi
    Kategorisasi adalah proses penggolongan objek/suatu hal berdasarkan kesamaan atau kemiripan ciri-cirinya. Contoh:
                    Kendaraan
                  Kendaraan Bermesin                                       Kendaraan Tidak Bermesin
 Kend. Beroda Kend. Beroda                           Kend.Dgn grakn Mnsia            Dgn gerakan Hewan
      Dua                      Tiga             Empat

Spd  Spd Mtr        Bemo Bjy     Bus Truk Colt      Becak  gerobak perahu dayung       Dokar Pedati Andong


bersambung......................
Read more

Delete this element to display blogger navbar

 
© Semua Tentang Pendidikan | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger