Featured

Tampilkan postingan dengan label Makalah Media Pembelajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Makalah Media Pembelajaran. Tampilkan semua postingan

0 Rubrik Media

J. Rubrik Media
    Sama halnya dengan dengan asesmen, untuk mengetahui sejauh mana validitas dan reliabilitas suatu alat tes diperlukan suatu rubrik. Maka pada mediapun untuk menilai efektivitas dari suatu media juga diperlukan suatu rubrik. Berikut diberikan satu contoh rubrik untuk menilai bahan visual yang diproyeksikan.

Berhubung saya sudah capek ngetik Untuk file selengkapnya hingga rangkuman silakan klik aja di sini Ok..!
sampai jumpa di bahasan selanjutnya....happy Blogging

NB. Terakhir dicek tgl 26 Februari 2013 Link download sudah Expired dan tak bisa saya perbarui dikarenakan file asli hilang bersama Laptop kesayangan saya.

Read more

0 Contoh Desain Media

J.  Contoh Desain Media   
    Berikut akan disajikan tiga contoh media interaktif yang cocok digunakan untuk membelajarkan masalah lingkungan. Pertama media tentang proses terjadinya erosi dan polusi. Kedua contoh media tentang abrasi. Ketiga contoh media tentang penyerapan air dan dampaknya.

Model I
§    Identitas            : Proses  erosi, sedimentasi, polusi dan transportasi
§    Sket                 : gambar tentang model bentang alam lengkap dengan sungai dan laut
§    Alat                  : palu, gergaji, bor, amplas, penggaris, penggaris siku gunting, kuas dll
§    Bahan               : paku, multiplek, waterproof, lem kayu, kran air, selang, pasir, tanah liat, air, tumbuhan dan rumah-rumahan plastik, lembar plastik warna putih, spidol permanen, bambu, cat, dinamo, dan bahan pendukung lainnya.
§    Prosedur
1.    Multiplek dipotong dengan ukuran lebar 1 M dan panjang 2,5 M untuk dijadikan sebagai alas dari suatu kotak. Selanjutnya disiapkan sisi samping kotak dengan ketinggian masing-masing 40 CM.
2.    Selanjutnya alas dan sisi kotak dibentuk menjadi menjadi sebuah kotak terbuka, dengan cara mengelem dan memakunya.
3.    Pada salah satu bagian atas ujung kotak sekitar 10 CM dari atas diberi dua lubang dengan jarak antar lubang sekitar 60 CM. Pemberian lubang ini dimaksudkan untuk memasukkan selang sebagai sumber aliran model sungai. Pada bagian bawah ujung kotak juga perlu diberi lubang dengan ketinggian sekitar 10 CM dari bawah. Hal ini dimaksudkan agar limpahan air dapat dibuang melalui lubang ini.
4.    Setelah kotak selesai dibuat lalu dihaluskan pakai amplas lalu diplamir, kemudian ciat dan bila sudah kering dicat kembali dengan waterproof.

5.    Langkah selanjutnya yaitu dengan mengisi kotak tersbut dengan tanah liat yang dicampur pasir untuk dijadikan seperti daerah pedesaan yang dilengkapi dengan aliran sungai dan pepohonan. Area ini menggunakan tempat sekitar 2/3 bagian dari kotak sedangkan sisanya difungsikan sebagai daerah pantai yang dlengkapi dengan pasirnya.
6.    Lubang pada kedua ujung kotak dimasuki selang. Pada bagian atas (daerah pedesaan) selang dihubungkan dengan kran air, yang berfungsi untuk mengalirkan air (difungsikan sebagai hulu sungai), sedangkan bagian bawah (daerah pantai) difungsikan untuk mengalirkan air supaya kotak tidak terpenuhi oleh kelebihan air (berfungsi sebagai saluran pembuangan). Posisi aliran air dibuat agak tinggi kemudian secara perlahan dibuat aliran sungai yang menurun. Hal dimaksudkan agar proses erosi dapat diamati.
7.    Selain itu, perlu dipersiapkan bendera-bendara kecil yang terbuat dari bambu dan plastik yang telah ditulisi dengan berbagai nama konsep yang berkaitan dengan bentang alam tersbut seperti: delta, pantai, polusi, erosi, lembah, muara, hulu, sedimen dll.
§    Implementasi
Implementasi penggunaan media tidak terlepas dari skenario pembelajaran yang sudah dipersiapkan. Proses implementasi penggunaan media tidak terlepas dengan kegiatan inti pembelajaran (kegitan penyajian). Tentang proses penerapannya tergantung pada model dan pendekatan pembelajaran yang dipilih. Kalau misalnya dipilih model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan CTL misalnya, maka sebelum mulai pada kegiatan ini, para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Kemudian masing-masing kelompok memperhatikan penjelasan guru tentang tugas yang akan dikerjakannya. Guru mendemonstrasikan model dengan mengalirkan air melalui ujung kotak (daerah pedesaan), sampai batas waktu tertentu.
Langkah selanjutnya yaitu mencoba memberikan zat berwarna kepada salah satu aliran sungai. Maksud pemberian zat warna ini untuk menunjukkan bagaimana proses terjadinya polusi air dan bagaimana proses persebarannya. Demikian pula akan dapat diamati bagaimana proses pencemaran aiar laut dari salah satu sungai yang tercemar pengaruhnya terhadap daerah pantai dibandingkan dengan sungai yang tidak tercemar.
Setelah proses demonstrasi selesai, para siswa mengerjakan tugas dengan menancapkan beberapa konsep yang sudah tertuliskan pada bendera. Setelah semua bendera tertancap dilakukanlah asesmen oleh guru. Yaoitu dengan menghitung berapa konsep yang benar dan berapa yang salah. Kegiatan selanjutnya siswa diberi tugas berupa problem solving yaoitu bagaimana mengatasi erosi dan pencemaran air. Hasil kegiatan tersebut kemudian dilaporkan dan dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.








Untuk file lengkapnya silakan download di sini
Read more

0 Mendesain Media

I. Mendesain Media
    Di depan sudah dijelaskan bahwa suatu media ada yang harus didesain sendiri dan ada yang sudah jadi atau tinggal menggunakannya. Pada subbagian ini akan dibahan prosedur pembuatan media secara umum. Untuk memperjelas suatu proses desain media nanti akan diberikan beberapa contoh pembuatan media pembelajaran tertentu.
    Beberapa unsur penting yang harus diperhatikan selama proses pembuatan media adalah: (1) identitas; (2) sket; (3) alat; (4) bahan; (5) prosedur; (6) implementasi; dan (7) perawatan. Dengan mempertimbangkan unsur-unsur tersebut, maka media terpilih tersbut bisa dengan mudah disosialisasi dan dikembangkan oleh guru lain untuk melengkapi media pembelajaran mereka.
    Identas madsudnya adalah apa nama media yang dibuat dan apa kegunaan dari media tersbut. Hal ini penting sekali untuk diberikan suatu penjelasan agar supaya si pemakai tahu maksud dan kegunaan media tersebut.

    Sebelum media dibuat, terlebih dulu perlu dibuatkan suatu sket tentang bentuk media yang akan dibuat. Kalau akan membuat model tentang alat pengering padi misalnya, maka terlebih dahulu perlu dibuat gambar atau sketnya, berikut ukuran-ukurannya. Hal ini untuk mempermudah proses pembuatannya.
    Setelah disket, lalu perlu dipersiapkan alat apa saja yang dibutuhkan untuk membuat suatu media. Sebagai contoh kalau ingin dibuat gambar atau foto tentang bangunan tertentu, maka diperlukan alat berupa kamera, pigura dan alat penunjang lainnya. Demikian halnya kalau ingin membuat model atau replika tentang candi, maka dibutuhkan bahan-bahan tertentu, seperti tanah liat, kayu, pewarna, dll.
    Setelah semuanya dipersiapkan langkah selanjutnya adalah bagaimana prosedur atau proses pembuatan suatu media. Misalnya akan dibuat tentang gambar atau foto bentang alam. Maka prosedur yang harus dilakukan yaitu: pertama-tama mengecek kembali kompetensi dasar yang telah ditentukan. Setelah itu baru memilih objek gambar yang sesuai dengan kompetensi dasar tersebut. Dilakukanlah beberapa kali pemotretan untuk dipilih gambar yang benar-benar menarik dan bagus untuk selanjutnya dicetak. Gambar yang telah jadi selanjutnya ditempelkan pada pigura yang telah disesuaikan ukurannya.
Apabila semua langkah pembuatan media sudah dilakukan, maka maka boleh dikatakan bahwa media yang dibuat sudah jadi. Selanjutnya media yang telah berhasil dibuat tersebut siap untuk diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Tentang bagaimana mengimplementasikan media dalam kegiatan pembelajaran nanti akan dibahas tersendiri dalasm subbagian terpisah.
Sebagai langkah akhir dari kegiatan mendesain media adalah proses perawatan dan penyimpanan. Perawatan dan penyimpanan ini perlu dilakukan, sebab tidak jarang ditemukan media setelah selesai dipakai diletakkan begitu saja pada tempat yang tidak layak dan tampak tidak ada upaya perawatannaya. Pemandangan seperti ini banyak dijumpai dibanyak sekolah baik SD yang ada di pedesaan maupun perkotaan.
Read more

0 Syarat Pengembangan Media

H.  Syarat Pengembangan Media

Pengembangan media pembelajaran yang ideal seharusnya perlu memenuhi syararat “VISUALS”. Yakni suatu media harus (1) visible (V) atau mudah dilihat; (2) interesting (I) atau menarik; (3) simple (S) sederhana; (4) useful (U) isinya berguna/bermanfaat; (5) accurate (A) benar atau dapat dipertanggungjawabkan; (6) legitimate (L) masuk akal/sah; dan (7) structured (S) terstruktur/tersusun dengan baik.

            Media yang baik seharusnya mudah dilihat dengan jelas. Artinya dengan menggunakan media akan dapat memperkuat image anak bukan justru mengaburkan anak. Untuk media yang berupa audio seharusnya materi suaranya juga harus jelas, agar anak mudah menginterpresai pesan yang didengar.

            Kemaenarikan suatu media juga perlu diperhatikan. Lebih-lebih untuk anak SD, media harus dirancang sedemikian rupa supaya menarik, bahkan kalau bisa dengan menggunakan media, anak bisa belajar sambil bermain.

            Kesederhanaan suatu media juga perlu mendapatkan perhatian. Sederhana dalam ha;l ini dimaksudkan bahwa dengan media yang tidak terlalu complicated telah mampu membantu siswa dalam mencapai kompetensi. Misalnya untuk menunjukkan adanya aspek perubahan, guru tidak harus menggunakan VCD atau CAI, tetapi cukup menggunakan dua gambar objek yang sama tapi dalam dekade yang berbeda.

            Kegunaan suatu media adalah sangat penting, artinya bahwa dengan menggunakan media tertentu dalam kegiatan pembelajaran dapat memberikan manfaat kepada siswa. Dalam hal ini siswa akan memperoleh manfaat berupa pengetahuan atau keterampilan tertentu setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media tertentu.

            Keakuratan dalam penggunaan media dimaksudkan apakah dengan menggunakan media tertentu sudah mampu mencapai sasaran belum? Keakuratan penggunaan suatu media juga bisa dilihat dari dimensi materi. Artinya apakah dengan menggunakan media tertentu apakah suatu media mampu memperjelas materi atau belum. Dan yang paling utama untuk menilai keakuratan suatu media adalah bagaimana kempuannya dalam proses pencapaian kompetensi.

            Media yang baik juga harus bisa dipertanggungjawabkan pemanfaatannya. Misalnya apakah untuk mengukur volume tertentu, media yang dipakai sudah valid atau belum. Demikian pula untuk mengukur kecepatan tententu selama proses praktikum di lab, apakah alat yang dipakai masih valid atau tidak. Sebab sering ditemukan beberapa media pembelajaran yang ada di lab sudah tidak berfungsi dengan baik, sebab mulai dari penggunaan awal hingga periode tertentu alat tidak pernah dites kembali keakuratannya.

            Keabsahan penggunaan media atau rasional  penggunaan media juga harus dipertimbangkan oleh guru. Terkadang guru salah dalam memilih suatu alat. Sebagai contoh untuk mengukur berat logam-logam yang tergolong mahal digunakan sembarang timbangan. Padahal untuk menimbang berat emas atau natrium diperlukan timbangan yang spesifik, sebab selisih satu gram saja nilainya sudah cukup tinggi, dan dampaknya untuk melakukan suatu percobaan sungguh sangat signifikan.

            Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan suatu media adalah strukturnya. Apakah media yang diimplementasikan oleh guru sudah sesuai belum dengan teori? Sebagai contoh kalau akan didemonstrasikan proses terjadinya gunung meletus, apakah rangkaian media yang digunakan sudah terstruktur seperti konsep gunung berapi atau belum?
Read more

1 Analisis Media Berdasarkan KTSP

G. Analisis Media Berdasarkan KTSP
    Pemilihan media yang sesuai sebaiknya diawali dengan melakukan analisis media terlebih dahulu. Langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan mengidentifikasi kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa. Apakah kompetensi tersbut berkenaan dengan ranah cognitif, afektif mauupun psikomotor, dan pada tingkatan mana ranah tersbut harus dicapai. Tentu saja masing-masing ranah dan tingkatan tersebut memerlukan media yang tidak sama. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam memilih media.
    Setelah mengenali ranah dan tingkatan dari suatu kompetensi, proses pemilihan media perlu menyesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dasar (IPKD). Apakah dengan menerapkan media tertentu telah mampu menjelaskan indikator-indikator tersebut?. Apabila indikator-indikator tersebut telah difahami oleh para siswa melalui penerapan media tertentu, maka media tersebut sudah dapat dikatakan efektif.
    Jenis materi jangan sampai dilupakan dalam proses pemilihan media, sebab setiap jenis materi yang berbeda memerlukan nenis media yang berbeda pula. Sebagai contoh bila jenis materinya tergolong prosedur, maka media yang dipilih bisa berupa bagan alur atau tayangan langsung tentang proses terjadinya sesuatu. Misalnya prosedur pembuatan alat tertentu atau proses terjadinya eruption dll.
    Langkah selanjutnya dalam analisis pemilihan media yaitu dengan menetapkan berbagai alternatif media yang dapat digunakan untuk membantu proses penjelasan kompetensi tertentu. Selama proses ini perlu dilakukan peninjauan tentang kekuatan dan kelemahan dari masing-masing alternatif media. Setelah dicermati tentang kekuatan dan kelemahan suatu media, maka dipilihlah media yang paling memungkinkan dan rasional untuk diterapkan yang tentu saja harus sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai, karakterristik siswa, waktu dan biaya, serta kemampuan guru dalam menerapkan media terpilih tersebut. Contoh proses analisis media tersbut dapat dilihat pada tabel berikut ini.







Untuk file lengkapnya silakan klik di Sini
Read more

0 Memilih Media/Sumber Belajar

F.  Memilih Media/Sumber Belajar

            Pemilihan statu media atau sumber belajar perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti: (1) kompetensi dasar; (2) karakteristik peserta didik; (3) waktu, (4) ketersediaan sarana; (5) biaya; (6) kemampuan pengajar; dan (7) ketersesuaian media dengan materi.

            Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa prinsip utama dalam memilih media harus mempertimbangkan kompetensi dasar, sebab kompetensi dasar inilah yang akan dicapai oleh siswa. Apapun baik dan canggihnya media atau sember relajar digunakan, tetapi kalau tidak secara langsung menunjang materi dan kompetensi, maka penggunaan media tersebut belum bisa dikatakan efektif dan efisien.

            Pembelajaran konstruktivisme sangat menekankan pada perbedaan individualisme siswa. Hal ini nampak jelas pada kompetensi pengenalan anak didik secara mendalam yang harus dipenuhi oleh guru. Dengan demikian suatu media akan dapat dikatakan efektif bila telah memenuhi interes siswa. Siswa merasa mudah untuk memiliki kompetensi atau kecakapan tertentu melalui pemanfaatan media selama proses pembelajaran. Dalam hal ini setiap siswa memiliki karakteristik tertentu yang notabene memerlukan jenis media yang bervariasi sesuai dengan karakteristik mereka. Disini guru dituntut kemampuannya untuk memenuhi inters siswa yang berbeda-beda tersebut.

            Efisiensi dan efektifitas penggunaan media juga sangat ditentukan oleh waktu. Media dapat dikatakan efektif dan efisien apabila dalam waktu yang tersedia telah mampu , membantu siswa untuk menguasai kompetensi tertentu. Namur demikian walau statu media itu bagus, tetapi dengan waktu tertentu Belem bisa memenuhi kebutuhan kompetensi anak, maka media tersebut Belem bisa dikatakan efektif dan efisien.

            Ketersediaan sarana juga harus diupertimbangkan dalam proses pemilihan media. Jangan sampai media direncanakan, namun sarana dan prasarana pendukung tidak memadai. Misalnya penggunaan CD pembelajaran itu bagus untuk mengifornmasikan suatu proses, tetapi kalau di seklah tidak tersedia komputer dan CD player, maka program media tersebut juga tidak bisa dipergunakan.

            Biaya juga harus dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemanfaatan suatu media. Media komputer yang dilengkapi dengan LCD memang sangat efektif untuk menjelaskan berbagai jenis belajar, namun biaya pengadaan alat dan biaya operasionalnya tergolong mahal.

            Keterampilan guru dalam mengoperasionalkan media juga perlu dipertimbangkan. Di lapangan ditemukan ada beberapa sekolah yang telah mendapakan bantuan media pembelajaran dari pemerintah, namun alat-alat tersebut tetap saja utuh dan sebagian besar masih belum dibuka dari kardusnya. Setelah ditanyakan ternyata hampir semua guru belum tahu cara mengoperasional alat dan kemanfaatan alat tersebut sebagai sumber atau media pembelajaran.

            Hal lain yang tidak kalah penting adalah adanya kesesuaian antara media yang dipilih dengan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan. Seringkali terjadi proses pemilihan media pembelajaran mengabaikan materi yang akan dibahas. Padahal setiap materi mempunyai karakteristik yang tidak selalu sama. Ada jenis materi pelajaran yang lebih mengedepankan pada tataran konsep, prinsip, fakta, dan prosedur.
Read more

0 Klasifikasi Media Menurut Tujuan Belajar

    E. Klasifikasi Media Menurut Tujuan Belajar
    Pada tabel di bawah ini dapat diidentifikasi berbagai jenis media berikut tujuan dan dampaknya. Sebagai contoh media gambar diam untuk tujuan info faktual dampaknya sedang, untuk pengenalan visual berdampak tinggi, untuk tujuan prinsip dan konsep berdampak sedang, untuk umpan balik berdampak rendah dan untuk tujuan pembentukan sikap berdampak rendah. Yang jelas informasi yang ada pada tabel tersebut masing-masing media memiliki kekuatan dan kelemahan. Oleh karena itu, pemanfaatan media harus bersifat fleksibel dan bervariasi, tergantung pada kompetensi apa yang harus dicapai.


Untuk file lengkapnya silakan klik di Sini
Sumber PAU
Read more

0 Jenis Media

D.  Jenis Media
    Terdapat berbagai jenis media pembelajaran, mulai dari yang paling konvensional sampai ke yang paling mutakhir. Papan tulis (blackboard) merupakan salah satu media yang tergolong paling konvensional. Media ini untuk di sekolah-sekolah yang ada di perkotaan sudah jarang ditemukan. Media papan tulis jenis ini biasanya digunakan untuk menjelasakan suatu konsep atau untuk mencatat beberapa informasi penting selama proses pembelajaran berlangsung. Sebagai kelengkjapan dari papan tulis adalah kapur.
    Walaupun papan tulis jenis ini sudah dianggap ketinggalan, namun di sebagian besar sekolah yang ada di pedesaan banyak ditemukan. Namun demikian dengan adanya bantuan BOS, secara bertahap blackboard mulai diganti dengan whiteboard. Papatan tulis yang satu ini memang jauh lebih bagus dan tidak menimbulkan debu, hanya biaya operasionalnya sedikit agak tinggi. Tentang fungsi dari whiteboard sama dengan blackboard.
Sebagai pengganti papan tulis mulai tahun 80an diberbagai sekolah yang ada di perkotaan telah banyak menggunakan overhead projector (OHP). Fungsi OHP sebenarnya tidak jauh berbeda dengan papan tulis, yaitu untuk menginformasikan beberapa konsep penting pada anak. OHP memang mempunyai beberapa perbedaan dibandingkan dengan papn tulis. Pada OHP biasaya semua materi pelajaran sudah dipersipakan dalam bentuk OHT (overhead transparancy).

Selain papan tulis, bahan cetak sudah lama diperguanakan sebagai bahan atau sumber belajar (media). Ragam media seperti ini banyak sekali macamnya, sperti buku text, bulku referenci, media, majalah, koran dan bahan cetak lainnya. Media seperti ini sebenarnya lebih cocok untuk memfasilitasi model pembelajaran yang berorientasi pada siswa (SCL). Sebab para siswa bisa di beri tugas untuk menemukan konsep sendiri dengan memanfaatkan bahan cetak tersebut. Bahan cetak seperti itu juga bisa berwujud poster maupun diagram.
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam KTSP adalah pembelajaran yang lebih berorientasi pada contextual teaching and learning. Pendekatan pembelajaran seperti ini lebih menekankan bagaimana agar anak tidak terasing dengan lingkungannya. Untuk itu akan lebih bermakna apabila guru bisa  memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media riil yang dapat diamati dan diobservasi oleh anak. Media seperti ini dikenal sebagai media riil. Medkia riil di samping dapat diterapkan dengan memanfaatkan lingkungan, juga dapat dilakukan dengan cara membawa benda riil ke dalam kelas untuk dijadikan sebagai media pembelajaran. Apabila hal ini tidak memungkinkan, maka guru bisa berkreasi dengan membuat barang tiruan atau repliknya.
    Belajar akan menjadi lebih mudah dilakukan bila tidak hanya sekedar melihat suatu objek, tetapi juga bisa dilkukan dengan melalui mendengarkan. Bahkan pabila kegiatan pembelajaran mampu menggunakan media yang berupa adudio visual maka hasilnya akan menjadi lebih efektif. Media yang berupa audio saja bisa berupa tape recorder maupun radio. Sedangkan media yang dapat dilihat dan didengan bisa berupa VCD player, TV maupun computer yang dilengkapi


Untuk file lengkapnya silakan klik di SINI
Read more

0 Kedudukan Media Dalam KTSP

C. Kedudukan Media Dalam KTSP

Berbeda dengan kurikulum tahun 1999, yang lebih menekankan pada aspek content. Kurikulum baru atau lebih dikenal dengan KTSP lebih menekankan pada kompetensi. Kurikulum ini memiliki cirri-ciri: (1) hasil belajar dinyatakan dengan kompetensi yang dapat didemonstrasikan/ditampilkan atau dapat diobservasi indikator-indikatornya; (2) kecepatan belajar siswa berbeda dalam mencapai ketuntasan belajarnya; (3) asesmen hasil belajar menggunakan acuan kriteria (CRA); (4) adanya program remediasi dan pengayaan; (5) memerlukan desain media yang dapat mempermudah siswa dalam mencapai kompetensi; (6) kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada student centerd learning (SCL).
    Berdasarkan cirri-ciri tersebut, maka media mempunyai peran yang tidak kalah penting dari elemen-elemen silabus yang lain. Lebih-ebih dalam KTSP orientasi bukan lagi pada guru tetapi lebih pada siswa. Dalam kondisi seperti inilah sebenarnya media mempunyai kontribusi yang sangat besar pada siswa selama mereka mengembangkan suatu konsep maupun pengetahuan. Peran media dalam sistem pembelajaran berbasiskan KTSP dapat dilihat pada gambar berikut.



Untuk File lengkapnya silakan klik di Sini
Read more

0 Peran Media Dalam Kegiatan Pembelajaran

B.  Peran Media Dalam Kegiatan Pembelajaran
Pada dasarnya semua komponen yang ada dalam silabus (materi, metode, asesmen) adalah untuk mempermudah para peserta didik untuk mmencapai suatu kompetensi selama dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini media juga dapat dijadikan sebagai alat untuk mempermudah peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Peran media dalam kegiatan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan peran media dalam proses komunikasi pada umumnya, yakni untuk memperjelas suatu pesan. Oleh karenanya media dalam kegiatan pembelajaran juga dapat dijadikan sebagai alat untuk memperlancar proses komunikasi, yaitu untuk mempermudah proses penyampaian materi pelajaran.
Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka media mempunyai beberapa manfaat: (1) penyampaian materi perkuliahan dapat diseragamkan; (2) proses instruksional lebih menarik; (3) proses belajar lebih interaktif; (4) jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi; (5) kualitas belajar dapat ditingkatkan; (6) proses belajar dapat terjadi kapan dan di mana saja; (7) meningkatkan sikap positif mahasiswa terhadap proses dan bahan belajar; (8) peran dosen berubah ke arah positif dan produktif.



Sumber: PAU


Untuk File lengkapnya silakan klik di Sini
Read more

0 Pengertian Media Pembelajaran

A. Konsep Dasar Media
Media merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi. Media juga dapat dikatakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan dari pengirim (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan). Dari kedua pengertian tersebut, jelas sekali bahwa suatu media memiliki peranan penting dalam suatu proses komunikasi.
Proses komunikasi terjadi apabila seseorang ingin menyampaikan pesan pada orang lain. Proses tersebut biasanya diawali dengan upaya komunikator untuk menyampaikan pesan dengan menggunakan kode-kode tertentu (encoding). Pesan tersebut akan bisa diterima oleh pihak lain bila diperkuat dengan media. Yang jelas bila selama proses tersbut tidak ada ganggunan, maka pihak komunikan akan mudah memaknainya (decoding). Apabila makna tersebut betul-betul sudah dipahami oleh pihak penerima, maka hal tersbut akan dijadikan sebagai feedback oleh pihak komunikator. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tanpa ada media, maka proses komunikasi akan menjadi tidak lancar. Bagaimana pentingnya media dalam proses komunikasi dapat dilihat pada gambar berikut ini.



















Diadaptasi dari Wardhani




Untuk file lengkapnya silakan klik di Sini
Read more

0 Contoh Makalah Media Pembelajaran

Prinsip Pengembangan Media Pendidikan Bagi
Masyarakat

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Semakin   sadarnya   orang   akan   pentingnya    media        yang        membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat  dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan       yang    menekankan    pada     penyediaan        meda        cetak,    menjadi penyediaan-permintaan    dan    pemberian    layanan    secara    multi-sensori     dari beragamnya    kemampuan   individu   untuk    mencerap        informasi,    menjadikan pelayanan  yang  diberikan  mutlak  wajib  bervariatif  dan  secara  luas.  Selain itu,dengan  semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta  diketemukannya   dinamika  proses  belajar,  maka  pelaksanaan  kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula. Karena memang  belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber belajar yang disebut orang.





Untuk file lengkapnya silakan klik di Sini
Read more

Delete this element to display blogger navbar

 
© Semua Tentang Pendidikan | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger