TATATINGKAT UNIT BAHASA

   TATATINGKAT UNIT BAHASA

1.    Fon dan Fonem dalam Bahasa Indonesia
Fon adalah bunyi bahasa yang terdiri atas bunyi vokal dan bunyi konsonan. Simbol atau lambang bunyi bahasa adalah huruf. Dalam Bahasa Indonesia terdapat 26 huruf dimulai dengan huruf a s.d. huruf z. Fonem adalah satuan kebahasaan terkecil yang membedakan makna atau bunyi bahasa yang membedakan arti. Contoh: (1) batu-ratu : /b/ dan /r/ merupakan fonem karena dapat membedakan arti atau makna kata. (2) nyata-mata: /ny/ dan /m/ merupakan fonem karena dapat membedakan arti atau makna kata. (3) padu-padi: /u/ dan /i/ merupakan fonem karena dapat membedakan arti atau makna kata. (4) cukur-syukur: /c/ dan /sy/ merupakan fonem karena dapat membedakan arti atau makna kata.(5) kilo-kilau: /o/ dan /au/  merupakan fonem karena dapat membedakan arti atau makna kata.Contoh lain untuk mengetahui perbedaan huruf-fonem dapat dicermati berikut ini. Kata bersyukur, terdiri atas 3 suku kata yaitu ber-syu-kur; terdiri atas 9 huruf yaitu b-e-r-s-y-u-k-u-r; terdiri atas 8 fonem yaitu b-e-r-sy-u-k-u-r.


2.    Suku Kata, Kata dan Morfem dalam Bahasa Indonesia
Kelompok fonem atau fonem yang merupakan unsur sebuah kata disebut suku kata. Contoh:
a-ku (2 suku kata), pra-sya-rat (3 suku kata), ter-struk-tur (3 suku kata). Dalam Bahasa Indonesia terdapat kata dasar yang bersuku satu (misalnya: cat); kata dasar yang bersuku dua (misalnya: tidur); kata dasar yang bersuku tiga (misalnya: puasa ); kata dasar yang bersuku empat (misalnya: masyarakat); kata dasar yang bersuku lima (misalnya: administrasi).
    Kata merupakan satuan terkecil bahasa yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Kata juga dapat diartikan satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri. Contoh: dan, makan, berjuang, harapan, dsb.  Morfem adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna. Morfem tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil. Morfem terdiri atas morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas berupa kata dasar (misalnya main, duduk, bangun), sedangkan morfem terikat berupa imbuhan (afiks) yakni awalan/prefiks, sisipan/infiks, akhiran/sufiks, dan imbuhan gabungan (konfiks). Contoh imbuhan antara lain: ber, an, ke-an, per-an). Imbuhan yang berupa sisipan (el, er, em) pada saat ini jarang digunakan dalam pembentukan kata karena kata-kata yang sebenarnya mengandung imbuhan sisipan kadang-kadang diperlakukan sebagai sebagai kata dasar (misalnya telunjuk, gemetar, gerigi).   Contoh lain untuk mengetahui perbedaan kata-morfem dapat dicermati berikut ini. Berjuang terdiri atas 1 kata (berjuang) dan 2 morfem (ber-juang). Pertanian terdiri atas 1 kata (pertanian) dan 2 moefem (tani dan per-an). Minum terdiri atas 1 kata (minum) dan 1 morfem (minum).

Bagan buhungan kata dengan morfem:

menunjukkan                               berlarian                                  perjuangan
              tunjukkan                  berlari                                        per-an           juang
me        tunjuk       kan             ber    lari     an
             

 3 morfem                                3 morfem                                     2 morfem        
3. Kalimat: Kalimat sederhana, Kalimat Luas, Kalimat Tunggal, dan Kalimat Majemuk
    Kalimat adalah bagian terkecil dari ujaran atau teks yang mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dalam wujud lisan, kalimat selalu disertai dengan nada tertentu, diselingi jeda, dan diakhiri dengan intonasi final/selesai. Contoh: Semua pegunungan di Pulau Sumatra, misalnya Pegunungan Bukit Barisan, sudah pernah dikunjunginya. Kalimat sederhana adalah kalimat yang strukturnya menjadi dasar struktur kalimat suatu bahasa. Kalimat sederhana berpola SP, SPO. SPK, SPOK. Kalimat luas adalah kalimat sederhana yang diperluas atau merupakan perluasan dari kalimat sederhana. Apabila perluasannya tidak melampaui batas fungsi S dan P maka kalimat tersebut disebut kalimat tunggal. Apabila perluasannya melebihi batas fungsi S, P, atau S dan P maka kalimat tersebut disebut kalimat majemuk.
Bagan Hubungan Kalimat:

                                       Kalimat Sederhana:        Kalimat Tunggal  

Kalimat                                                             
                                                                              Kalimat Tunggal
                                      Kalimat Luas      
                                                                             Kalimat Majemuk
_________________________________________________________________
No.   Kalimat Sederhana                            Kalimat Luas
____________________________________________________________________
1       Merpati itu terbang.                          Merpati putih itu telah terbang sangat tinggi
                                                                   di angkasa. (T)
                                                                   Merpati itu terbang ketika Henry akan
                                                                   menangkapnya. (M)
2.      Ulfa mengambil uang di ATM          Ulfa yang manis itu, mengambil uang  1
                                                                     juta di ATM (T)
                                                                    Setiap akan membeli buku, Ulfa
                                                                     mengambil uang 1 juta
                                                                    di ATM. (M)
                                                                    Ulfa mengambil uang di ATM sedangkan
                                                                     Kiki mengambil uang di Bank BRI. (M)
_____________________________________________________________________

4.    Wacana
Wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam wujud lisan dapat berupa tuturan dan dalam wujud tulisan berupa teks, baik teks karya sastra, karya ilmiah, maupun jenis teks lainnya. Selain itu wacana dapat pula diartikan sebagai komunikasi pikiran atau gagasan melalui bahasa, dalam wujud lisan dapat berupa percakapan dan tuturan (ceramah, kuliah, khotbah, dll), dan dalam wujud tulisan dapat berupa karangan ilmiah (skripsi, laporan penelitian, jurnal ilmiah, dsb).
    Ditinjau dari  isinya, wacana dapat dibedakan dalam 5 jenis, yaitu
1.    Wacana narasi
2.    Wacana deskripsi
3.    Wacana eksposisi
4.    Wacana argumentasi
5.    Wacana persuasi
Wacana narasi adalah rangkaian tuturan yang menceritakan atau menyajikan suatu hal kejadian dalam bentuk cerita.
Contoh:
    Tia tidak mengerti, kenapa Tio, saudara kembarnya itu, begitu sinis menerima kado ulang tahun pemberian Paman Juki. Menurut Tio, segala sesuatu yang merupakan pemberian dari orang miskin seperti Paman Juki, akan membawa sial baginya. Tia juga tidak mengerti, kenapa Tio begitu angkuh. Padahal Paman Juki telah bermaksud baik padanya. Tia bisa mengerti Paman Juki tidak mempunyai uang yang cukup untuk membelikan kado buat mereka berdua sekaligus. Jadi, Paman Juki hanya membelikan sebuah topi sebagai kado buat mereka berdua.
    “Khusus untuk Tia, kado dari Paman ditunda sampai tahun depan, ya,” ujar Paman Juki berjanji. Tia lalu tersenyum.
    “Ah, Paman Juki nggak usah repot-repot. Tia kan sudah gede, masak masih diberi kado segala. Kehadiran Paman di ultah Tia saja sudah menyenangkan kok!” ujar Tia tulus (Majalah Mentari, edisi 28 Des 2003-3 Jan 2004).

    Wacana deskripsi merupakan rangakaian tuturan yang menggambarkan sesuatu atau melukiskan sesuatu. Melalui wacana deskripsi, pembaca seolah-olah dapat melihat, merasakan, atau mengalami sendiri seperti hal atau sesuatu yang dideskripsikan.
Contoh:
    Kebun di samping rumah itu cukup luas, kira-kira berukuran 200 meter persegi. Di kebun tersebut terdapat banyak tanaman. Beraneka macam buah di tanam di kebun tersebut. Ada durian yang di tanam di sudut belakang kebun, ada jambu air dengan buah yang cukup lebat. Sirsat, srikaya, belimbing, mangga, rambutan, dan berbagai jenis buah juha di tanam dengan rapi di kebun itu. Selain buah-buahan, di pinggir seputas kebun ditanami dengan aneka sayuran. Ada bayam, kangkung, kacang panjang, kecipir, serta aneka sayur lainnya. Kebun di samping rumah tersebut benar-benar asri dengan berbagai tanaman buah dan sayuran.
    Wacana Eksposisi merupakan tuturan yang bersifat memaparkan, menjelaskan,  menerangkan, atau menguraiakan proses terjadinya sesuatu.
Contoh:
    Baru-baru ini, para ahli purbakala menemukan sebuah jaring laba-laba kuno di Timur Tengah. Menurut penelitian, jaring laba-laba yang tersimpan dalam batu ambar
Tersebut berusia sekitar 120 juta tahun. Batu ambar dulunya berasal dari getah pepohonan. Setelah berusia jutaan tahun, getah tersebut mengeras seperti batu. Karena getah tersebut berwarna bening, maka bagian tengah batu ambar pun terlihat dengan jelas. Biasanya batu ini berisi berbagai hewan kecil pada jaman purba, seperti serabngga dan laba-laba. Karena sangat keras, maka isi di dalamnya pun tersimpan dengan aman selama jutaan tahun.
    Wacana argumentasi adalah tuturan yang mengemukakan gagasan, ide, pendapat disertai dengan alasan atau bukti yang mendukung gagasan, ide, pendapat tersebut.
Contoh:
    Menurut pendapat para dokter ahli kandungan, wanita yang hamil pada usia reproduksi terlalu muda atau berumur kurang dari 20 tahun dapat meningkatkan resiko kematian. Demikian pula kehamilan pada usia reproduksi lebih dari 35 tahun juga dapat meningkatkan resiko kematian. Berdasarkan bukti penelitian, kehamilan yang terjadi pada kedua jenjang usia reproduksi tersebut dapat mengakibatkan pendarahan hebat. Selain itu kekurangan darah juga sering dialami oleh ibu-ibu hamil yang berada pada kedua jenjang usiana tersebut. Dengan demikian hamil pada kedua jenjang usia tersebut dapat meningkatkan resiko kematian.

    Wacana persuasi adalah wacana yang disusun dengan tujuan mendorong, membujuk, menghimbau, agar seseorang melakukan seperti apa yang diharapkan penulis persuasi. Sebenarnya wacana ini mirip wacana argumentasi yang berisi pendapat atau gagasan, tetapi wacana ini disertai dengan himbauan atau ajakan agar pembaca mengikuti pendapat tersebut.
Contoh:
    Menurut pendapat para dokter ahli kandungan, wanita yang hamil pada usia reproduksi terlalu muda atau berumur kurang dari 20 tahun dapat meningkatkan resiko kematian. Demikian pula kehamilan pada usia reproduksi lebih dari 35 tahun juga dapat meningkatkan resiko kematian. Berdasarkan bukti penelitian, kehamilan yang terjadi pada kedua jenjang usia reproduksi tersebut dapat mengakibatkan pendarahan hebat. Selain itu kekurangan darah juga sering dialami oleh ibu-ibu hamil yang berada pada kedua jenjang usiana tersebut. Dengan demikian hamil pada kedua jenjang usia tersebut dapat meningkatkan resiko kematian. Oleh karena itu para wanita jangan menikah di usia dini dan juga tidak terlalu tua. Apabila menikah pada usia tersebut maka kehamilan dapat terjadi dan sama artinya dengan menanggung resiko kematian.

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© Semua Tentang Pendidikan | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger